Sandiaga: Santri Sekarang Punya Talenta di Dunia Digital yang Membuka Peluang Usaha
Sandiaga sangat mendukung kemajuan santri di Tanah Air melalui program Santri Digitalpreneur yang sudah setahun dijalankan roadshow di Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan banyak kemajuan yang sudah dicapai oleh santri di Indonesia. Salah satunya, mereka sudah bisa merambah ke dunia digital dan layar lebar. Sandi meminta agar para santri bisa menjadi pionir untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan talenta yang mereka miliki.
"Saya melihat para santri ini memiliki talenta luar bisa baik digital dan talenta ekonomi kreatif yang bisa membuka peluang usaha. Sehingga santri tidak mencari lapangan kerja tapi justru menciptakan lapangan kerja," katanya usai acara nonton bareng film Jejak 2 Ulama di Depok dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional, Sabtu (22/10).
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Siapa yang dibantu Sandiaga Uno di Pancoran? Sandiaga menyasar warga dan juga sekaligus merangkul lansia untuk budidaya lele.
-
Bagaimana Sandiaga Uno membantu warga Pancoran? Sandiaga langsung memberikan bantuan untuk mengembangkan potensi yang sudah ada. "Kita beri bantuan tambahan tiga kolam bioflok dengan diameter 200 cm, 2.250 bibit ikan lele dan pakan ikan hingga panen. Tentu juga kita beri pendampingan dan pelatihan budidaya ikan lele," sambung Sandiaga.
-
Dimana Sandiaga Uno menikahi Nur Asia? Bukan di Indonesia, Sandi menikahi istrinya pada tahun itu di Singapura.
-
Kenapa Hari Film Sedunia diperingati? Hari Film Sedunia bertujuan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kreativitas yang dihasilkan oleh industri film.
-
Apa pesan Sandiaga Uno untuk para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
Dirinya sangat mendukung kemajuan santri di Tanah Air melalui program Santri Digitalpreneur yang sudah setahun dijalankan roadshow di Indonesia. Seluruh karya santri nanti akan ditampilkan di hadapan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Sandi menuturkan, film Jejak 2 Ulama hasil karya santri Tebuireng itu dimaknai sebagai kebangkitan dua ulama besar Indonesia. Dia berharap melalui film ini dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah.
"Saya melihat ini adalah kebangkitan kita menghadapi situasi ekonomi yang cukup berat tapi kita bisa lihat bahwa inspirasi yang disampaikan dua ulama tadi sangat membawa motivasi untuk bangkit membuka peluang usaha dan lapangan kerja sehingga ekonomi kita semakin baik ke depan," ujarnya.
Film besutan LSBO PP Muhammadiyah bersama Pondok Pesantren Tebuireng itu diangkat dari kisah nyata dua ulama besar dari Muhammadiyah dan NU pada zaman penjajahan. Film tersebut menceritakan dua orang lelaki yang sedang mengemban ilmu agar bisa diajarkanya pada orang-orang di zamanya. Mereka adalah Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari.
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid menambahkan, tiap individu harus kuat dalam menghadapi tantangan zaman seperti yang diajarkan dalam film tersebut. Menurutnya, tantangan yang dihadapi santri saat ini pun berbeda namun terpenting bahwa santri harus menjadi sukses.
"Santri sekarang tentu tantangan berbeda, tapi mereka memberikan satu kata kunci, santri bisa sukses, santri bisa hebat kalau mereka membuka diri dan mau belajar. Ingat, bahwa sejarah adalah pengulangan, jadi ulangilah prinsip itu maka santri akan sukses," katanya.
Menurutnya, film tersebut bisa memberi inspirasi banyak orang, khususnya para santri. Film tersebut menggambarkan perjuangan dua ulama adalah salah satu inspirasi yang bisa dikembangkan dan kedua ulama tersebut memberikan inspirasi yang sangat kuat.
Kedua tokoh tersebut mengajarkan tentang keterbukaan diri, tidak hanya belajar di satu pesantren tapi banyak pesantren, dan tidak hanya di satu guru tapi juga belajar ke banyak guru.
"Bukannya satu tempat, bahkan sampai ke luar negeri, sampai ke Makkah. Itu satu inspirasi yang sangat luar biasa, bahkan lebih daripada itu, mereka bukan hanya melanjutkan tradisi belajar yang serius sebagai orang berilmu sehingga mereka bisa menjadi orang yang sukses, menjadi ulama besar," kata Hidayat.
Elite PKS itu menuturkan, pelajaran yang dapat diambil dari film tersebut adalah mengenai pembelajaran demokrasi dalam Islam. Bahkan kedua tokoh tersebut berani membuat terobosan, dengan membuat organisasi.
"Zaman dulu enggak ada namanya organisasi, tapi beliau-beliau berdua memberikan contoh, keberanian untuk menangkap tantangan zaman, mengisi tantangan zaman, zaman dulu tantangannya adalah itu (membuat organisasi)," pungkasnya.
(mdk/ray)