Sastrawan Ciputat pertanyakan kredibilitas sastra Denny JA
Selama ini, Denny JA lebih banyak beraktivitas sebagai pengusaha dan konsultan politik daripada sastrawan.
Sejumlah sastrawan asal Ciputat, Tangerang Selatan meragukan kredibilitas konsultan politik sekaligus pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sebagai sastrawan berpengaruh. Sebab, pria kelahiran Sumatera Selatan, 4 Januari 1963 itu lebih dikenal sebagai konsultan politik dan pengusaha dibanding sastrawan.
Sastrawan Hendri Yetus Siswono menuturkan, pencantuman nama Denny Januar Ali oleh Tim 8 dinilai mengecilkan sekaligus meremehkan posisi maupun kontribusi sastrawan lainnya.
"33 Tokoh Sastra Indonesia paling berpengaruh cenderung mengecilkan dan meremehkan posisi dan kontribusi sastrawan-sastrawan lain," ujar Hendri saat diskusi dengan tajuk 'Ciputat Menolak Pembodohan' di UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat, Senin (3/2).
"Baik yang telah wafat maupun yang masih hidup, baik yang tercantum atau tidak tercantum dalam buku tersebut yang telah mendedikasikan hidupnya dalam karya sastra," tegasnya.
Selain itu, tambah Hendri, Denny JA selama ini lebih dikenal sebagai seorang konsultan politik. "Denny JA sendiri selama ini lebih dikenal sebagai konsultan politik dan pengusaha," pungkasnya.
Sebelumnya, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin mengumumkan 33 tokoh sastra paling berpengaruh di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Denny JA, yang selama ini lebih dikenal sebagai konsultan politik dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Tim Juri menjelaskan Denny JA terpilih karena ia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai. Jenis puisi ini kini menjadi salah satu tren sastra mutakhir yang sudah direkam dalam kurang lebih sepuluh buku.
"Genre puisi esai ini memancing perdebatan luas di kalangan sastrawan sendiri. Aneka perdebatan itu sudah pula dibukukan. Terlepas dari pro kontra pencapaian estetik dari puisi esai, pengaruh puisi esai dan penggagasnya Denny JA dalam dinamika sastra mutakhir tak mungkin diabaikan siapapun," kata Ketua Tim Juri, Jamal, seperti dikutip Antara.
Berikut 33 tokoh sastra tersebut:
1. Kwee Tek Hoay
2. Marah Roesli
3. Muhammad Yamin
4. HAMKA
5. Armijn Pane
6. Sutan Takdir Alisjahbana
7. Achdiat Karta Mihardja
8. Amir Hamzah
9. Trisno Sumardjo
10. H.B. Jassin
11. Idrus
12. Mochtar Lubis
13. Chairil Anwar
14. Pramoedya Ananta Toer
15. Iwan Simatupang
16. Ajip Rosidi
17. Taufik Ismail
18. Rendra
19. NH. Dini
20. Sapardi Djoko Damono
21. Arief Budiman
22. Arifin C. Noor
23. Sutardji Calzoum Bachri
24. Goenawan Mohammad
25. Putu wijaya
26. Remy Sylado
27. Abdul Hadi W.M.
28. Emha Ainun Nadjib
29. Afrizal Malna
30. Denny JA
31. Wowok Hesti Prabowo
32. Ayu Utami
33. Helvi Tiana Rosa