Denny JA Ungkap Data Seberapa Pengaruh Debat Ketiga Terhadap Elektabilitas Capres
Debat capres ketiga tersebut mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Debat capres ketiga tersebut mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Denny JA Ungkap Data Seberapa Pengaruh Debat Ketiga Terhadap Elektabilitas Capres
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan hasil ekspresi data terhadap elektabilitas ketiga calon presiden berdasarkan hasil debat ketiga Pilpres digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1) malam.
Debat capres ketiga tersebut mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Hasil survei dilakukan Denny JA itu menunjukkan bahwa elektabilitas calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto masih unggul dari penantangnya Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny JA mengatakan, elektabilitas Prabowo tersebut sama dengan sebelum debat capres ketiga dari hasil survei dilakukan LSI Denny JA maupun Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada akhir Desember 2023.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny pada Desember 2023 atau sebelum debat capres ketiga, Denny mengatakan bahwa dukungan kepada prabowo sebesar 43,3 persen. Diikuti Anies Baswedan dengan Muhaimin di nomor kedua dengan elektabiliast 25,3 persen. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo 22,9 persen.
Menurut Denny, hasil survei dirilis CSIS pada akhir Desember 2023 juga menunjukkan angka yang mirip dengan dilakukan LSI Denny.
Denny mengatakan, berdasarkan survei CSIS elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 43,7 persen diikuti Anies-Muhaimain 26,1 persen dan Ganjar-Mahfud 19,4 persen.
"Kita lihat di sini Prabowo-Gibran unggul telak sekali jaraknya lebih dari 17 persen dibandingkan dua kompetitornya," kata Denny dalam keterangannya dikutip Senin (8/1).
Denny menjelaskan mengapa hasil survei dilakukan LSI Denny JA dan CSIS mirip. Denny mengatakan, dua lembaga ini sama sekali tak ada komunikasi mengenai elektabilitas capres, bahkan mengenai apapun.
Denny menuturkan, hasil survei hampir mirip karena dua lembaga ini melakukan survei di momen yang sama, dengan metodologi yang sah yang sama.
"Itulah science ketika sama metodologinya dan sama momennya maka hasilnya akan mirip-mirip," kata Denny.
Lalu bagaimana dengan pengaruh debat capres?
Denny mengatakan, saat LSI Denny JA melakukan survei di bulan Desember 2023, juga merekam perdebatan capres sebelumnya.
Denny mengungkapkan, ternyata yang menonton debat sebanyak 47,5 persen dari populasi pemilih Indonesia. Namun tidak semua menonton penuh.
"Ada yang menonton satu menit saja, lima menit saja, di bawah 10 menit saja yang menonton penuh dari semua yang menonton hanya 31 persen jika ditotal yang menonton debat capres secara penuh hanya 14 sampai 15 persen dari populasi," ujar Denny.
Denny menjelaskan populasi 14-15 persen setelah menonton debat penuh terpengaruh sehingga mengubah pilihan mereka hanya mencapai 22,2 persen. Maka yang mengubah pilihannya setelah menonton debat hanya 2 sampai 3 persen saja sehingga setelah debat ini pun tak banyak berubah elektabilitasnya.
"Kita bisa katakan ini situasi per hari ini di awal Januari bahwa Prabowo di angka 43 persen lebih dan ia hanya butuhkan 7 persen saja untuk menang satu putaran," ujar Denny.
Di samping tingkat elektabilitas pasangan, LSI Denny JA juga menyoroti variabel yaitu elektabilitas individual.
Hasil survei Denny JA, 95 persen populasi menyatakan sudah mengenal Prabowo. Sementara Anies dan Ganjar tingkat dikenalnya masih di bawah 95 persen. Sedangkat tingkat kesukaaan terhadap Prabowo di atas 80 persen sementara Anies dan Ganjar di bawah bahkan 75 persen
Menurut Denny, tingkat pengenalan Prabowo sudah sangat premium kelasnya menyamai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika memenangi Pilpres 2009 satu putaran dan Joko Widodo (Jokowi) di tahun 2019 ketika memenangi Pilpres untuk kedua kalinya.