Satgas Catat Angka Tes Covid-19 Turun usai Puncak Omicron
Total tes Covid-19 hanya 700 ribu dengan rincian PCR 185 ribu dan antigen 517 ribu pada pekan ini.
Satgas Covid-19 menemukan angka kesadaran masyarakat untuk melakukan tes PCR atau antigen sebagai langkah mendeteksi penyebaran Covid-19 menurun. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyampaikan total hanya 700 ribu dengan rincian PCR 185 ribu dan antigen 517 ribu pada pekan ini.
"Angka ini terbilang rendah mengingat pada puncak Omicron lalu jumlah orang diperiksa mencapai lebih dari 2 juta," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Selasa (29/3).
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Apa hasil dari tes DNA yang dilakukan oleh Chen Zhixian? Hasilnya mengejutkan, tidak ada dari tiga putri yang telah ia anggap sebagai anaknya, memiliki hubungan darah dengannya.
-
Siapa yang melakukan analisis DNA purba pada sisa-sisa manusia di Tell Qarassa? "Dengan tujuan memeriksa komunitas pertanian paling awal di wilayah tersebut, kami melakukan analisis DNA purba pada sisa-sisa 14 individu," kata ahli arkeogenetik Cristina Valdiosera dari Universitas Burgos, Spanyol, yang memelopori penelitian ini.
Wiku mengatakan, tes PCR kala itu menyumbang 650 ribu dan antigen sekitar 1,4 juta orang. Dengan demikian, tingginya angka tersebut akan semakin memaksimalkan data penyebaran Covid-19.
"Testing tetap penting untuk dilakukan ketika mengalami gejala maupun berkontak erat dengan orang," ucapnya.
Wiku menjelaskan angka testing adalah cara mendeteksi orang yang positif Covid-19 di tengah-tengah masyarakat yang sehat. Sehingga warga diminta untuk tetap testing apabila alami kontak erat atau bergejala.
"Satu-satunya cara untuk membedakan orang positif di antara orang sehat untuk itu. Jujur dan berinisiatif untuk segera tes ketika merasa bergejala dan kontak erat adalah kunci mencegah penularan semakin meluas," ucapnya.
Sebelumnya, Pemerintah mengeluarkan kebijakan terbaru terkait perjalanan domestik. Masyarakat tidak perlu lagi menunjukkan bukti tes antigen negatif maupun PCR untuk transportasi laut, udara, dan darat.
"Pelaku perjalanan domestik dengan transportasi udara, laut dan darat yang sudah melakukan vaksinasi dosis kedua dan lengkap sudah tidak perlu menunjukkan bukti tes antigen maupun PCR negatif," kata Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat jumpa pers evaluasi PPKM, Senin (7/3).
Kebijakan ini dalam rangka menuju transisi aktivitas normal. Hal ini akan tertuang dalam Inmendagri dan SE lembaga terkait.
"Hal ini ditetapkan dalam surat edaran yang akan diterbitkan oleh kementerian dam lembaga terkait yang akan terbit dalam waktu dekat ini," jelas Luhut.
Menurut Luhut, mobilitas masyarakat saat ini meningkat cukup tinggi. Hal ini terlihat dari data Google mobility yang diperhatikan pemerintah.
"Pergerakan mobilitas masyarakat cukup tinggi hal ini terlihat dari pergerakan data Google mobility yang kami ambil dalam sepekan terakhir," pungkasnya.
Aturan itu sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 11 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19.
(mdk/ray)