Sedekah Sepatu untuk Mereka yang Piatu
Yuspita Palupi, pegiat sosial Sedekah Sepatu Layak Pakai tak bisa menutupi kesedihannya. Tak sekali dua kali, ia mendengar duka nestapa saban mengantar sepasang sepatu pada anak-anak yatim piatu serta anak-anak tak mampu.
Sejak berusia 40 hari, Fajar hidup yatim. Ibunya meninggal, sedang bapaknya merantau tanpa ada kabar. Ia diasuh neneknya, Nini Remin.
Sepekan lalu, Fajar memperoleh pemberian sepatu baru. Nini Remin tersenyum. Duduk di teras di kediamannya di Desa Sumampir, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, ia bahagia ada yang memberi perhatian pada cucunya.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Cerita lucu apa yang dibagikan oleh merdeka.com? Untuk itu, berikut merdeka.com membagikan kumpulan beberapa cerita lucu dilansir dari berbagai sumber, Jumat (19/1/2024):
-
Siapa tokoh inspiratif yang menjadi mentor Moh. Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Nazir Pamoentjak lebih dulu lahir ketimbang Mohammad Hatta yang terpaut lima tahun. Selama hidupnya, Nazir menjadi salah satu mentor semasa muda Moh. Hatta hingga menjadi teman dekat dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
Fajar berusia 13 tahun. Ia baru saja lulus Sekolah Dasar (SD). "Saya sendiri gak ada penghasilan," kata Nini Remin, "Saya belum tahu, Yamin nanti meneruskan sekolah atau tidak," lanjutnya.
Duduk di samping Fajar, Yuspita Palupi, pegiat sosial Sedekah Sepatu Layak Pakai tak bisa menutupi kesedihannya. Tak sekali dua kali, ia mendengar duka nestapa saban mengantar sepasang sepatu pada anak-anak yatim piatu serta anak-anak tak mampu.
Sebelumnya, di Dusun Bawahan, Kecamatan Rembang, ia juga mendapati seorang anak yang mesti berjalan kaki selama satu jam menuju sekolah. Anak itu, di satu sisi sakit-sakitan. Di sisi lain, hidup di tengah keluarga miskin.
Pemberian bantuan kepada Fajar dan 5 anak lainnya di wilayah Kecamatan Rembang merupakan putaran kedua. Sebelumnya derma sepatu telah dilakukan ke Rumah Kreatif Wadas Kelir di Desa Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Berjalan sejak 4 April 2020 lalu, telah tersalurkan 50 sepatu sampai Jumat (26/6).
"Awalnya sedekah sepatu ini nir konsep," kata Yuspita yang akrab disapa Ita.
Sedekah sepatu bermula karena dorongan lubuk hati Ita sendiri. Ia melihat koleksi sepatu milik suaminya, anaknya, dan ia sendiri yang lebih banyak tergeletak tak terpakai. Ita merasa nilai guna sepatu itu akan lebih bermanfaat bila disalurkan pada yang membutuhkan.
Ita membersihkan sepatu-sepatu bekas tersebut ke jasa pencucian sepatu. Tekadnya bulat, menyalurkan sepatu-sepatu tersebut sebagai bagian solidaritas sosial.
"Senang rasanya. Apa yang kami miliki, bisa lebih berguna atau membantu orang lain," kata Ita.
Ita lantas mencoba memperluas sedekah sepatu lewat donasi terbuka di jejaring sosial, menghubungi saudara juga teman-teman dekatnya. Niat Ita disambut baik, lewat konektivitas digital sejumlah donatur mengirimkan sepatu. Sejumlah sahabat Ita juga ikut bergerak jadi relawan untuk menggalang donasi.
"Awalnya memang sepatu layak pakai yang dikirimkan sejumlah donator. Kebanyakan jenisnya sneakers. Tapi kemudian ada juga yang membantu uang untuk dibelikan sepatu-sepatu baru," ujarnya.
Sepatu-sepatu itu diperuntukkan bagi anak-anak PAUD sampai SMA. Sedang pendistribusian sepatu secara teknis melibatkan sejumlah relawan. Tugas relawan memastikan bahwa sepatu didistribusikan ke pihak yang membutuhkan. Selain itu, sebelum didistribusikan para relawan mendatangi kediaman calon penerima untuk memastikan ukuran sepatu yang dibutuhkan.
Berjalan kurang lebih 3 minggu, penyumbang meluas dari berbagai kota mulai dari Semarang sampai Yogya. Ita sendiri tinggal di Kabupaten Purbalingga. Ia dibantu oleh dua sahabatnya di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Banjarnegara yang menyediakan diri jadi penampung donasi sepatu untuk gerakan Sedekah Sepatu.
Salah satu sahabat Ita, Dinna, bercerita kegiatan menggalang bantuan untuk kebermanfaatan sesama juga jadi panggilan lubuk hatinya. Ia menilai sedekah sepatu punya manfaat jangka panjang karena tak habis selesai pakai. Dinna dan Ita sendiri sudah bersahabat lama kurang lebih 20 tahun sejak mereka bersama-sama memasuki perguruan tinggi di tahun 2001.
"Gerakan ini kan juga semakin memperkaya persahabatan kami. Pertemanan tak hanya bermanfaat satu sama lain, tapi bisa meluas lagi ke banyak orang lewat sedekah sepatu ini," kata Dinna yang berprofesi sebagai PNS di Banyumas ini.
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Wadas Kelir, Titi Anisatul Laely bersyukur sejumlah anak-anak di Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK) mendapat bantuan dari Sedekah Sepatu Layak Pakai. Anisatul bercerita di RKWK menerima 22 pasang sepatu. 12 pasang sepatu telah diberikan pada anak-anak yang secara ekonomi berasal dari keluarga tak mampu atau hidup yatim piatu.
"Sumbangan ini tentu bermanfaat buat anak-anak untuk bersekolah dan melakukan kegiatan lain semisal saat wisata literasi," kata Anisatul.
Baca juga:
Berkebun Tak Harus Mahal, Anak Muda Ini Bikin Terarium dari Toples Bekas
Bocah SD Sumbang Rp5 Juta untuk Penanganan Covid-19 di Yogyakarta
Mengenal Hillary Brigitta Lasut, Lulusan S2 Amerika jadi Anggota DPR RI Termuda
Jualan Abon Tuna Hingga Mancanegara, Inovasi Digitalisasi Produk Bisa Jadi Inspirasi
Ahmad Junaidi, Pria Difabel Atur Lalu Lintas Hingga Tak Kenal Lelah
Suami Wanita yang Gantung Kerupuk di Ferrari Dulu Jual Keset, Pas Susah Kerap Dihina