Sejak jadi pemangku Sika kerap ngamuk dan rusak rumah sendiri
"Tadi itu semua terpental megangi dia (Sika) akhirnya kita panggil bantuan dari Dalmas," kata Wayan.
Setelah terpilih menjadi seorang pemangku (pemimpin persembahyangan di Pura), perilaku aneh kini sering dilakukan I Gede Sika (40), warga asal Banjar Bayad, Kedisan, Tegalllang di Gianyar. Ia justru berulah seperti orang kesetanan dan sering mengamuk.
Bahkan, warga desa dibuat kaget dan resah akan sifat Sika yang sejak belakangan ini sering mengamuk. Hingga puncaknya, Minggu pagi (21/12) ia merusak rumahnya sendiri dengan membabi buta sambil teriak-teriak. Warga yang berusaha menenangkan Sika, kewalahan memegangi tuguh Sika yang tinggi besar dan kekar.
Kata salah seorang warga, dua pekan lalu Sika yang juga anggota Pecalang Banjar dipilih oleh warga dan parum adat sebagai pemangku di Pura Merajapati (Pura di dalam kuburan atau setra).
Sejak terpilih sebagai pemangku prilakunya berubah jadi aneh. "Tadi itu semua terpental megangi dia (Sika) akhirnya kita panggil bantuan dari Dalmas, Pol PP dan pecalang, baru bisa diamankan," kata Wayan Suartawan, salah seroang warga di Banjar Bayad.
Usai diamankan, Sika langsung dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di Bangli. "Beliau menunjukkan perilaku yang aneh sejak ditunjuk sebagai Pemangku Pura Merajapati. Kasihan Sika, sebelumnya tidak begini, normal dan sangat disiplin serta ramah kepada warga," lanjut Suartawan.
Untuk sementara Sika diamankan dan dirawat di RSJ Bangli, mengingat sifatnya yang mulai meresahkan dan mengancam keselamatan warga setempat. Atas kejadian ini, warga banjar pun segera menggelar paruman adat untuk membahas posisi Gede Sika sebagai Pemangku.
Warga setempat pun akan mengkaji ulang perihal penunjukan Sika sebagai pemangku.