Seknas Jokowi Ingatkan Pemerintah Jaga Stabilitas Harga Komoditas Pangan
Sekretaris Nasional (Seknas) Jokowi menilai, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada komoditas pangan nasional termasuk daging yang permintaannya naik pada musim tertentu seperti puasa dan lebaran.
Sekretaris Nasional (Seknas) Jokowi menilai, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus pada komoditas pangan nasional termasuk daging yang permintaannya naik pada musim tertentu seperti puasa dan lebaran.
"Perlu penetrasi dan kebijakan pemerintah agar harga daging tetap terjangkau oleh rakyat di hari besar seperti itu, mengingat ini menyangkut sebuah tradisi," kata Sekretaris Dewan Pakar Seknas Jokowi Todotua Pasaribu dalam keterangannya, Jumat (25/2).
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Apa yang menjadi sorotan utama Presiden Jokowi tentang pangan di Indonesia? Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyoroti permasalahan pangan di Indonesia, bahwa permintaan selalu meningkat karena populasi yang terus bertambah.
Dia mengatakan, harga sejumlah bahan pangan belum sepenuhnya dapat dipenuhi dalam negeri. Hal tersebut juga dipengaruhi harga internasional termasuk daging. Oleh karena itu, pemerintah perlu membenahi dan menata kembali kebijakan di sektor pangan.
Tujuannya, kata dia, agar aksi mogok oleh pelaku usaha tidak terulang kembali dengan alasan yang sama seperti yang dilakukan pedagang daging pada Januari 2021. Belum lama ini, perajin tempe pun mogok karena harga kedelai impor yang tinggi.
"Walaupun harga daging relatif mahal bagi kebanyakan orang, namun kalau sampai hilang di pasaran sekian hari, masyarakat akan cemas juga," jelas dia.
Menurutnya, pangan yang berkualitas tetap harus tersedia dan dapat diakses masyarakat. Sebab, ini terkait kebutuhan gizi.
Apalagi, masyarakat dinilainya belum akan siap jika harus menggantikan protein hewani dengan sumber protein lain. Misalnya, telur ayam, ikan laut, ikan air tawar dan sebagainya.
"Masih perlu waktu untuk mengubah pola makan karena taruhannya adalah kualitas generasi yang akan datang," ujar dia.
Terakhir, sesulit apa pun menurunkan harga daging, tetap harus ada tindakan oleh pemerintah. Solusi jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengatasi kenaikan harga daging dengan penetrasi pasar. Kemudian termasuk pula memeriksa kondisi di hulu yaitu para importir daging.
"Produksi daging sapi lokal masih jauh untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri," ucapnya.