Sekolah hancur, korban gempa Aceh Tengah butuh kelas darurat
Pantauan merdeka.com, bangunan sekolah tersebut hancur total.
Pihak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Kecamatan Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah berharap pada pemerintah agar segera membantu mendirikan sekolah darurat. Apabila tidak dibangun, dikhawatirkan saat sekolah dimulai siswa tidak mempunyai tempat belajar.
"Kami sangat berharap sekolah yang rusak itu, minimal segera dibangun sekolah darurat," kata wakil kepala sekolah, Silmi Ama kepada merdeka.com, Jumat (5/7).
Pantauan merdeka.com, bangunan sekolah tersebut hancur total. Di lokasi ada 3 bangunan dan semua tidak bisa digunakan lagi. "Semua roboh waktu gempa," tukasnya.
Menurut penjelasan Silmi, sekolah yang dia pimpin saat ini memang minim fasilitas. Baik buku, alat peraga dan juga fasilitas pendukung lainnya. "Sebelum musibah, sekolah ini guru saja kurang," imbuhnya.
Sekolah ini hanya ada 5 guru yang berstatus pegawai negeri, sebutnya. Selain itu hanya ada guru honorer 8 orang. "Guru kelas yang paling kurang," tukasnya.
Sementara itu ia juga mengaku, sekolah tersebut saat ini belum didata oleh pemerintah. "Sampai saat ini belum didata," imbuhnya.
Komunitas Pray For Gayo
Sementara itu, komunitas Pray for Gayo kembali menyalurkan bantuan berupa makanan bayi dan balita ke Desa Bah, Kecamatan Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah. "Kami juga ikut menyalurkan salurkan logistik berupa vitamin dan makanan untuk ibu hamil," kata koordinator Komunitas Pray for Gayo, Nurjannah, Jumat (5/7).
Selain itu juga ada obat-obatan lainnya yang disalurkan, seperti vitamin untuk ibu hamil dan juga untuk anak balita dan bayi.
Nurjannah juga menyampaikan, ini merupakan kali kedua komunitas Pray for Gayo menyalurkan bantuan ke desa Bah. Setelah sebelumnya menjadi pertama yang menyalurkan logisitik.
"Almhamdulillah kita akan fokus bantuan untuk desa ini, kita akan fokus bantu kebutuhan ibu hamil, anak-anak serta balita," imbuhnya.