Sengketa lahan, 37 rumah warga dirusak & bakar satpam perusahaan
20 Unit sepeda motor milik warga juga dihancurkan, 11 unit di antaranya dibakar satpam PT Rimba Lazuardi.
Konflik sengketa lahan antara warga Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan Riau, dengan PT Rimba Lazuardi menegangkan. Hal ini karena, aksi satuan pengamanan (Satpam) perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit tersebut dinilai arogan dan tidak berperikemanusiaan terhadap warga.
Informasi yang dirangkum merdeka.com, pihak perusahaan mengerahkan Satpam dibantu sejumlah preman untuk melakukan penyerangan dan penggusuran dengan merusak 37 rumah warga, 1 di antaranya di bakar. Tidak hanya itu, sebanyak 20 unit sepeda motor milik warga juga dihancurkan, 11 unit di antaranya dibakar satpam.
Bahkan, warga yang kehilangan tempat tinggal juga mengalami penderitaan dengan dirusaknya peralatan rumah tangga seperi alat dapur dan peralatan rumah lainnya. Sebagian warga mengalami luka akibat penyerangan dan penggusuran tersebut.
Diduga, pemicu konflik antara warga yang mendiami lahan sengketa mengklaim areal itu miliknya, sedangkan perusahaan menyatakan lokasi tersebut masuk dalam Hak Guna Usaha (HGU) PT Rimba Lazuardi.
Salah seorang korban penggusuran PT Rimba Lazuardi bernama Bimsar Siagian (41), saat ditemui sejumlah wartawan di tempat pengungsian Rabu (16/9), menilai tindakan perusahaan terhadap mereka sudah tidak wajar.
"Binatang saja dilindungi oleh pemerintah, apa lagi manusia. Kami terpaksa lari karena takut, takut mereka (Satpam) lebih banyak dari masyarakat," ujar Bimsar.
Bimsar dan keluarganya mengaku ketakutan karena diserang Satpam PT Rimba Lazuardi sejak Selasa (15/9), hingga hari ini mereka mengalami trauma yang sangat mendalam.
"Kami berlari ketakutan, seperti di kejar dalam perang, kami seperti buronan, apakah tidak ada lagi perlindungan hak-hak manusia di negeri ini, ke mana aparat kami, ke mana pemerintah kami," keluh Bimsar diikuti anggukan warga lainnya.
Selain Bimsar, seorang Ibu Rumah Tangga yang turut menjadi korban penyerangan satpam PT Rimba Lazuardi bernama Roslia (31), mengeluhkan tempat tinggalnya sudah porak poranda dihancurkan. Barang dagangannya juga turut menjadi target penghancuran para pengaman perusahaan tersebut.
"Sekarang kami tidak punya tempat tinggal lagi, terpaksa mengungsi bersama anak dan tetangga lainnya ke tempat yang aman dulu, karena di Sako (areal Konflik), keamanan kami tidak terjamin," keluh Roslia.
Sementara itu, Kepala Dusun Onangan Suparmin Rabu (16/9) mengatakan untuk saat ini sejumlah warga berada di tempat pengungsian, karena kondisi belum normal dan masyarakat juga tidak berani untuk kembali ke pemukiman mereka yang saat ini dikuasai PT Rimba Lazuardi.
"Ya, biarlah sementara warga di sini menjelang aman, dan ada kejelasan. Kita tentunya berharap, agar pihak keamanan dan pemerintah juga dapat mencarikan solusi kejadian ini," harap Suparmin.
Sementara Camat Ukui Basaruddin, mengatakan, warga yang rumahnya dirusak satpam PT Rimba Lazuardi mengalah dan meninggalkan lokasi kejadian demi keamanan mereka.
Menurut Basaruddin, persoalan sengketa lahan menjadi pemicu terjadinya bentrok. Warga yang mendiami lahan sengketa mengklaim jika areal itu miliknya, sedangkan perusahaan menyatakan lokasi tersebut masuk dalam Hak Guna Usaha (HGU).
"Situasi sudah kondusif sekarang. Karena polisi langsung turun ke lokasi pas kejadian. Sampai sekarang Brimob masih berjaga-jaga di lokasi kejadian," kata Basaruddin.