Senyum Samin menikmati Tahun Baru di Surabaya tanpa bising motor
Pemerintah Kota Surabaya melarang konvoi sepeda motor.
Hingga pukul 19.30 WIB, suara bising knalpot brong yang biasanya selalu mewarnai pesta Tahun Baru di Surabaya tidak lagi terdengar. Kini, pesta pergantian tahun di Kota Pahlawan itu berganti dengan dentum suara musik dan ingar bingar masyarakat di jalanan kota sebagai arena care free night (CFN).
Meski tanpa jeritan knalpot sepeda motor, malam Tahun Baru di Surabaya tetap ramai. Pantauan merdeka.com, jalanan tidak terlalu padat, sebab akses jalan-jalan protokol sudah ditutup. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, jangankan pukul 19.00 WIB, selepas maghrib, jalanan sudah dijubeli lautan manusia.
Sekarang berbeda. Jalanan masih bisa digunakan sebagai arena bermain, arena skateboard, bersepeda santai dan lain sebagainya. Masyarakat juga bisa berfoto-foto ria dengan keluarganya atau teman sejawat, tanpa disibukkan untuk mencari sela kosong.
Menjelang detik-detik pergantian tahun, jalanan tengah kota kini terus dibanjiri manusia. Mereka datang bukan berkendara, melainkan dengan berjalan kaki. Arus pejalan kaki juga tampak terlihat memadati empat titik CFN, yaitu di Jalan Darmo, Panglima Sudirman, Jalan Gubernur Suryo dan Jalan Tunjungan.
Termasuk warga yang ingin datang dengan bersepeda angin bisa dengan enjoy menikmati suasana malam Tahun Baru, seperti yang dilakukan Mbah Samin. Kakek 70 tahun itu, datang ke Jalan Gubernur Suryo untuk menyaksikan suara terompet dan kembang api yang akan dinyalakan Gubernur Soekarwo pada pukul 00.00 WIB di Gedung Grahadi.
Mbah Samin datang dengan mengayuh sepeda anginnya yang dipenuhi gemerlap lampu led. Tak jarang, gadis-gadis di Kota Pahlawan yang turut datang, ikut berfoto bareng Mbah Samin. "Foto-foto sebentar mbah," ujar seorang gadis mengajak berfoto, kemudian menyerahkan kamera ponselnya kepada temannya untuk menjepret.
Tak urung, kedatangan Mbah Samin menjadi pusat perhatian. Dan menjadi rebutan kawula muda untuk berpose bersama dalam frame kamera mereka masing-masing. "Gini mbah tangannya, metal," kata Doni kepada Mbah Samin yang tersenyum sembari mengangkat tangan kanannya dan menunjuk jari metalnya, sekadar untuk berfoto.
Terlebih, dentuman musik dan suara anak-anak meniup trompet yang akan ditiupkan serempak pada pukul 00.00 WIB, menambah kemeriahan kota Surabaya, tanpa bising knalpot brong.
Sekadar tahu, konsep CNF yang kali pertama ini, digelar di empat titik dengan tema yang berbeda. CFN di Jalan Raya Darmo menggunakan tema Budaya. Di lokasi ini, menyajikan arena bakar jagung, dengan total jagung 2.014 kg.
Tak hanya itu, di lokasi Jalan Darmo ini juga akan digelar pentas teatrikal dari komunitas pecinta sejarah, Roode Brug dan pentas seni tradisional hingga modern, seperti Ludruk-an, Flash Mob, musik patrol hingga cluster kuliner.
Selanjutnya di Jalan Panglima Sudirman. Di tempat ini, mengusung tema Komunitas. Di tempat ini bakal disuguhkan lomba cheerleader pelajar, Street Fashion Carnival, tari tradisional dan modern, Streetball, Wushu, Breakdance, Parkour, Cosplay dan lain sebagainya.
CNF di Jalan Gubernur Suryo, tepatnya di Gedung Grahadi Surabaya. Di tempat ini menjadi sentral perayaan malam Tahun Baru 2014. Gubernur Soekarwo dan Wakilnya Syaifullah Yusuf bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) ikut merayakan malam pergantian tahun di tempat ini.