Seorang Gadis di Kupang Nekat Minum Obat Pembasmi Hama hingga Tewas Usai Dimarahi Ayahnya
Meminum obat racun yang mengakibat korban meninggal dunia
SS (22) sempat dirawat puskesmas namun nyawanya tidak tertolong
- Pengasuh yang Cekoki Bayi Pakai Obat Penggemuk Badan Hingga Alami Gangguan Hormon jadi Tersangka!
- Kapendam Cenderawasih Bantah RSUD Madi Paniai Ditutup TNI Polri
- 55 Kata-kata Sedih untuk Ibu yang Sudah Meninggal Dunia, Menyayat Hati dan Sarat Rindu Mendalam
- Kurangi Ketergantungan Obat, Begini Pola Hidup Sehat untuk Cegah Naiknya Asam Lambung
Seorang Gadis di Kupang Nekat Minum Obat Pembasmi Hama hingga Tewas Usai Dimarahi Ayahnya
Seorang gadis di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, NTT nekat minum racun, serta obat rumput jenis roundop dan nokson, karena tidak terima dimarahi orang tua,
SS (22) sempat dirawat puskesmas namun nyawanya tidak tertolong. "Korban minum racun atau obat-obatan pertanian dan meninggal dunia setelah sempat dirawat di puskesmas," kata Kapolsek Amfoang Utara, Iptu I Nyoman Sarjana, Rabu (17/4).
Menurut I Nyoman Sarjana, pada Jumat (12/4) petang, ayahnya Herman Siokain (48) yang baru pulang dari sawah mendapati korban sedang bermain handphone di rumah.
Dengan nada sedikit kasar, sang ayah memarahi korban karena tidak membantu tetangga memotong padi.
"Lu tidur-tidur saja di rumah dan sonde ikut bantu potong padi di tetangga. Nanti kalau sampai di giliran katong, tetangga sonde ada yang mau datang bantu," ucap I Nyoman Sarjana menirukan perkataan ayah korban.
Ayah korban kemudian keluar sambil membanting pintu rumah. Saat kembali ke rumah sekitar pukul 18.30 Wita, Herman melihat anaknya sudah tergeletak di lantai sambil muntah-muntah.
Rupanya pasca-dimarahi ayah, korban nekat meminum obat rumput yakni roundup dan nokson yang sudah dicampur lalu disimpan di dalam gudang.
Orang tua korban langsung membawa korban ke Puskesmas Soliu dan mendapatkan perawatan medis. Pada Sabtu (13/4) subuh sekitar pukul 01.45 Wita, korban sudah siuman dan sempat meminta minum dan makan.
Namun pihak petugas medis Puskesmas Soliu belum mengizinkan keluarga korban memberi makan. Petugas hanya mengizinkan untuk diberikan minuman, karena korban masih mengeluarkan cairan racun dari dalam tubuh.
Beberapa saat kemudian korban kembali muntah-muntah sebanyak empat kali dan mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuning-kuningan.
Sabtu malam, korban merasa gelisah dan menghenbuskan nafas terakhir pada pukul 20.07 Wita. Hasil pemeriksaan luar korban oleh petugas medis Puskesmas Soliu, mulut korban terkatup rapat dan sempat muntah warna kuning campur hijau pekat.
"Korban sakit hati karena dimarahi sehingga mengambil keputusan dengan meminum obat racun yang mengakibat korban meninggal dunia," jelas I Nyoman Sarjana.
Keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dengan membuat surat pernyataan penolakan otopsi.