Seorang Jurnalis Mengaku Dilecehkan di Rakernas Partai Ummat
Wartawan tersebut mengaku ada yang mencubit dan meremas bagian bagian belakang tubuhnya.
Jurnalis apahabar.com mengalami pelecehan seksual saat meliput agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Ummat di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (14/2).
Peristiwa pelecehan seksual yang dialami jurnalis apahabar.com terjadi saat mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hendak wawancara usai hadir dalam Rakernas Partai Ummat. Namun, kondisi penuh sesak karena dipadati para kader Partai Ummat dan relawan Anies Baswedan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Bagaimana Pakta Warsawa dibentuk? Pakta Warsawa, atau Pakta Pertahanan Bersama Warsawa, dibentuk pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.
-
Kenapa tawadhu itu penting? Setiap Muslim dianjurkan agar senantiasa merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama.
-
Kenapa sabun muka khusus jerawat penting? Wajah berminyak dan kotor bisa meningkatkan risiko jerawat karena penumpukan kotoran dan penyumbatan pori-pori.
-
Kapan Wildan meninggal? Orang tua dari mendiang Wildan Rochmawati, mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes), hadir pada wisuda untuk mewakili anaknya yang meninggal karena kecelakaan di sekitar kampusnya berkuliah pada dua hari lalu, menjelang wisuda.
Pada saat itu, salah satu jurnalis apahabar.com yang tengah mengejar Anies untuk wawancara mengalami peristiwa pelecehan seksual di sela kepadatan kader Partai Ummat yang memenuhi momen wawancara Anies yang hendak meninggalkan Rakernas Partai Ummat.
Wartawan tersebut mengaku ada yang mencubit dan meremas bagian bagian belakang tubuhnya.
"Tadi mau wawancara anies di dalam ruangan, tapi engga. Akhirnya wawancara di luar. Di luar udah rame kader partai ummat, di depan udah ricuh juga. Posisi tas saya ada di depan, karena takut ada kehilangan barang-barang, terus posisi saat wawancara kedorong-kedorong, saya kejepit akhirnya dibelakang ada yang nyubit dan meremas bagian tubuh belakang saya," kata wartawan wanita tersebut saat diwawancarai, Selasa (14/2).
Juru Bicara Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya membenarkan terjadinya pelecehan seksual kepada jurnalis dalam salah satu rangkaian acara Rakernas Partai Ummat. Namun, dia menepis bahwa pelaku pelecehan seksual merupakan kader Partai Ummat.
Bahkan, dia menuduh adanya penyusup yang mengenakan atribut Partai Ummat dan diduga menjadi pelaku pelecehan seksual.
"Ah enggak mungkin (kader Partai Ummat), kapan kader Partai Ummat (melakukan pelecehan seksual), itu pasti penyusup itu," kata Mustofa saat dikonfirmasi
Dia pun lantas, mempersoalkan jurnalis apahabar.com yang tidak langsung melaporkan peristiwa pelecehan seksual kepada panitia. Tetapi, dia mengaku akan berupaya untuk menelusuri dan menguak kasus pelecehan seksual terhadap jurnalis yang sedang meliput Rakernas Partai Ummat.
"Saya baru dapat laporan, kami belum dapat laporan dari korbannya. Kenapa enggak lapor ke kita? itu masalahnya. Tapi nanti gini, ada laporan atau tidak, kalau kami tahu, kami akan serahkan ke pihak berwajib untuk pelecehan seksual," ujarnya.
Mustofa mengklaim bahwa panitia Rakernas Partai Ummat telah menerjunkan lebih dari 100 personel keamanan untuk menjaga gelaran acara.
"Kami menyediakan lebih dari 100 pihak keamanan tapi di dalam forum-forum tertentu. Jadi mohon maaf sekali keamanan sudah maksimal tetapi tidak bisa mendeteksi antara para pelaku dengan orang Partai Ummat, mereka bisa nyamar karena bisa membeli atribut," ungkap dia.
Di sisi lain, Mustofa menilai Rakernas Partai Ummat disesaki masyarakat umum yang bukan merupakan kader yang mengikuti rangkaian Rakernas. Bahkan mereka sengaja membeli kaos dan atribut Partai Ummat dan menyusup dalam Rakernas Partai Ummat.
"Mereka bisa membeli kaos, di luar itu ada bazar yang menjual atribut, jadi kalau bukan orang partai Ummat, beli kaos bisa saja," jelasnya.
Selain itu, Mustofa menambahkan bahwa gelaran Rakernas Partai Ummat diwarnai juga dengan pencurian 11 ponsel, charger hingga tas. Sebab dia mengakui bahwa peserta Rakernas dihadiri 1.700 orang.
"Meskipun tim keamanan sudah sangat banyak tapi kami kebobolan. Selain kekerasan seksual itu tadi ada yang kehilangan handphone, kehilangan charger, tas. Karena memang ribuan ada pesertanya 1700," imbuh dia.
"Kami akan tingkatkan kewaspadaan dan pokoknya tak terulang lagi yang menimpa apahabar.com," pungkasnya.
(mdk/ray)