Seskab bantah Yuni perpanjangan tangan Freeport di Istana
Yuni Rusdinar, mantan petinggi Freeport diangkat menjadi Wakil Deputi I Kantor Staf Presiden.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung angkat bicara soal pengangkatan Yuni Rusdinar sebagai Wakil Deputi I Kantor Staf Presiden. Yuni sebelumnya pernah menjabat sebagai petinggi PT Freeport Indonesia.
Pramono membantah bila Yuni merupakan perpanjangan tangan PT Freeport di pemerintahan. Yuni direkrut jauh-jauh hari sebelum kasus 'Papa Minta Saham' mencuat.
"Yang pertama kami ingin menegaskan bahwa tidak ada perpanjangan tangan Freeport di Istana. Kalau ada satu nama yang direkrut di KSP, itu direkrut jauh-jauh hari, tak ada urusannya perpanjangan Freeport," kata Pramono di Istana, Jakarta, Rabu (23/12).
Pramono menambahkan, sikap Presiden Jokowi tegas di dalam menyikapi perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport. Apa yang menjadi sikap pemerintah, kata Pramono, tidak bisa dipengaruhi oleh hal-hal seperti itu.
"Maka dengan demikian, supaya ini tak menjadi rumor, kemarin kami juga sudah bicara dengan Pak Teten bahwa sekali lagi itu tidak mempengaruhi apa yang diambil presiden. Jelas," terang Pramono.
Sebelumnya, Kepala Staf Presiden Teten Masduki mengatakan, pengangkatan Yuni Rusdinar sebagai Wakil Deputi I Kantor Staf Presiden saat Luhut Pandjaitan masih menjabat sebagai Kepala Staf Presiden.
"Yuni diangkat oleh Kepala Staf Presiden saat itu, Luhut Pandjaitan, setelah meninggalkan PT Freeport Indonesia di awal tahun 2015," kata Teten di Istana, Jakarta, Selasa (22/12).
Teten mengklaim bila pengangkatan Yuni berdasarkan kompetensi dan kemampuan yang dia miliki. Tugas pokok Yuni sebagai tenaga ahli utama pada deputi bidang pengendalian dan pengawasan Program prioritas Pemerintah.
"Karena itu Yuni tidak ada konflik kepentingan maupun hubungan apapun dengan Freeport Indonesia," klaim Teten.
Untuk diketahui, nama Yuni Rusdinar mencuri perhatian publik dan pengguna media sosial. Setelah Mantan Staf Presiden SBY Andi Arief dalam twitternya curiga penunjukan Yuni ada kaitannya dengan kasus 'Papa Minta Saham' yang menjadi sorotan publik saat ini.
Yuni menjabat sebagai Wakil Deputi I Kantor Staf Presiden sejak beberapa bulan lalu saat Kepala Staf Presiden masih dijabat Luhut Pandjaitan. Sebelumnya, pada bulan Januari 2015, Yuni masih menjabat sebagai salah satu petinggi PT Freeport Indonesia.
Baca juga:
Keluarga JK ketemu bos Freeport, Fadli Zon curiga ada nepotisme
Kritik Wapres Jusuf Kalla, Masinton berlindung di balik suara rakyat
Lengkapi bukti, Jaksa Agung tak mau grasak-grusuk usut kasus Setnov
JK jelaskan perbedaan pertemuan Aksa Mahmud-Jim Bob & Setnov-Maroef
LSI Denny JA: 'Papa Minta Saham' jadi isu paling panas 2015
-
Bagaimana koin emas tersebut ditemukan? Terlibat dalam pertanian Arkeolog yang menjelajahi Benteng Kaleto di atas desa itu menemukan koin-koin yang berserakan di lantai sebuah rumah yang terbakar yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja Bulgaria Simeon dan Peter.
-
Di mana kotak persembahan ditemukan? Arkeolog Francisco Javier Laue Padilla dan Paola Silva Álvarez menemukan persembahan tersebut saat menyelidiki celah di dekat altar pusat Ruang Bawah Tanah Besar.
-
Kapan koin emas tersebut dicetak? Koin-koin tersebut dicetak pada masa pemerintahan Justinianus Agung, ketika Kekaisaran Bizantium berhasil menguasai wilayah geografis terbesarnya pada pertengahan abad keenam, setelah Kekaisaran Romawi Barat jatuh.
-
Di mana Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat digelar? Dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan, OJK Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Bank Indonesia dan 14 Lembaga Jasa Keuangan menggelar Pasar Keuangan Rakyat (PKR) yang dilaksanakan pada 27-29 Oktober 2023 di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati? Setelah sebelumnya sukses melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, PT Pertamina (Persero) kembali mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan lainnya yaitu di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.
-
Kapan koin emas tersebut ditemukan? Penemuan ini diumumkan pada 27 Agustus lalu oleh Dr. Stiliyan Ivanov dari Institut Sejarah Nasional dengan museum di Akademi Ilmu Pengetahuan Bulgaria, yang memimpin ekspedisi arkeologi yang menjelajahi benteng "Kaleto" di atas desa tersebut.