Sinyal kuat Jokowi tak akan lantik Budi Gunawan jadi Kapolri
Sebagai calon tunggal Komjen Budi Gunawan malah tersandung kasus dengan KPK. Seperti apa sinyal itu?
Hingga saat ini pucuk pimpinan Korps Bhayangkara masih kosong. Pasalnya, calon tunggal yang ada yaitu Komjen Budi Gunawan tersandung kasus dengan KPK.
Dia menjadi tersangka dugaan transaksi mencurigakan dan rekening gendut. Meski sudah direstui DPR, namun Presiden Joko Widodo tak kunjung melantik. Malah, buntut dari penetapan tersangka Budi Gunawan membuat kisruh antara Polri dan KPK.
Banyak pihak yang mendesak Jokowi untuk mengambil sikap, apakah akan melantik atau tidak. Namun, belakangan muncul sinyal-sinyal Jokowi tidak akan melantik mantan ajudan Megawati Soekarnoputri itu.
Berikut sinyal-sinyal Jokowi tak akan melantik Budi Gunawan:
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Kapan Ganjar Pranowo menemani Kaisar Jepang berkeliling Candi Borobudur? Pada Kamis (22/6), Kaisar Jepang, Hironomiya Naruhito berkunjung ke Candi Borobudur.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
Bahasa tubuh Jokowi sudah terlihat
Anggota Tim Sembilan, Komjen Pol (Purn) Oegroseno mengatakan, pihaknya sudah memberikan masukan terbaik untuk Jokowi.
Menurut Oegroseno isyarat apakah Komjen Budi bakal dilantik atau tidak sebenarnya sudah dapat dilihat. Dia yakin Jokowi akan memberikan keputusan yang terbaik bagi institusi kepolisian dalam hal memilih pemimpin yang baik dan bersih.
"Pihak Istana tidak memberikan sinyal apa-apa terkait hal tersebut, atau memang saya saja yang nggak bisa lihat. Tapi saya rasa dengan bahasa tubuh presiden dan mimik wajah serta gesture nya, sebenarnya kita sudah paham lah apa nanti keputusan presiden. Mudah-mudahan keputusannya nanti adalah yang terbaik untuk bangsa dan negara ini," kata Oegroseno di sebuah acara diskusi di Cikini, Jakarta, Selasa (3/2).
"Saya rasa teman-teman wartawan juga sudah tahu bagaimana keputusan presiden nanti. Namun kalian kan hanya butuh siapa yang berbicara ini. Dan kebetulan sekarang saya yang berbicara, jadi biar bisa ditulis 'kata Oegroseno', begitu kan," katanya menambahkan.
Mensesneg: Sangat indah kalau BG mundur
Pihak Istana sudah memberi isyarat agar Komjen Polisi Budi Gunawan berinisiatif mengundurkan diri dari pencalonan Kapolri. Meski dalam proses politik di DPR, Komjen Polisi Budi Gunawan sudah lolos seleksi, namun Presiden mempertimbangkan gejolak yang terjadi di masyarakat karena calon Kapolri berstatus tersangka.
"Tentu saja sangat indah kalau misalnya justru, misalnya Pak BG mundur. Itu kan selesai. Kalau tidak mundur berarti dilema antara politik dan hukum ini harus diselesaikan," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/2).
Pratikno mengatakan Presiden menghadapi realita politik bahwa pencalonan Budi Gunawan didukung oleh parlemen dan sudah disetujui oleh parlemen. Namun juga, Presiden mempertimbangkan realita politik di masyarakat bahwa calon terpilihnya berstatus sebagai tersangka.
"Nah dua dilema ini kan tidak mudah dicari solusinya. Memang pada akhirnya presiden harus segera memutuskan dan pada harapannya ini segera diputuskan," ujarnya.
Buya sebut Jokowi tak bakal lantik Budi Gunawan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan tidak akan jadi melantik Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri. Kabar itu diamini oleh Ketua Tim Independen Syafii Maarif.
"Nampaknya benar. Sudah ya demikian dulu," kata pria yang akrab disapa Buya Syafii ini kepada merdeka.com melalui sambungan telepon, Selasa (3/2).
Seperti diketahui, Kisruh antara KPK dan Polri bermula dari dicalonkannya Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sesaat setelah dicalonkan, Komjen Budi Gunawan ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan rekening gendut.
Kompolnas sudah siapkan nama pengganti BG
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terus mengumpulkan nama calon kapolri jika Komjen Budi Gunawan batal dilantik. Tak tanggung-tanggung nama-nama yang tengah dikumpulkan menyerempet jenderal-jenderal bintang dua.
"Kita coba menginventaris dulu, kita masukkan juga bintang dua yang memiliki prestasi. Jika bintang dua ada kesempatan job bintang tiga baru maka ada kesempatan itu (jadi calon Kapolri)," ujar Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurrahman saat dihubungi merdeka.com, Selasa (3/2).
Hamidah pun menyebut nama-nama jenderal bintang dua tersebut. Para jenderal itu dicatat Kompolnas sebagai jenderal berprestasi dan penguasa wilayah penting di Indonesia.
"Kemarin kami menyebut Budi Waseso (Kabareskrim), Pak Tito (Asrena Polri), Pak Anas Yusuf (Kapolda Jatim), Pak Iriawan (Kapolda Jabar) dan Pak Unggung (Kapolda Metro)," sambung Hamidah lagi.
Menurut Hamidah, kelima jenderal tersebut telah membuktikan kinerja mereka yang bagus. "Tito memang dari termuda dari angkatannya tapi dia ahli di bidang pemberantasan teroris dan pemikirannya, Anas unggul di bidang reserse dan Iriawan pun punya kelayakan," pungkas dia.
Kendati demikian, Hamidah melanjutkan, nama-nama tersebut belum masuk ke Istana atau masih berada di tangan komisioner Kompolnas. "Kami belum melakukan interview. Belum, selesai baru pendataan. Belum ada keputusan presiden melantik jadi kita belum bisa mendahului masih inventaris," tutup dia.