Siswa Penerima Vaksinasi di Tasikmalaya Meninggal, Ini Penjelasan Keluarga
Meninggalnya siswa sekolah dasar (SD) di Kota Tasikmalaya usai divaksinasi Covid-19 menyisakan luka bagi keluarga.
Meninggalnya siswa sekolah dasar (SD) di Kota Tasikmalaya usai divaksinasi Covid-19 menyisakan luka bagi keluarga. Pihak keluarga sudah menerima penjelasan penyebab kematiannya, yaitu ada indikasi akibat demam berdarah dengue (DBD). Namun hal tersebut rupanya tidak sejalan dengan kondisi di kampung halaman yang sedang tidak musim penyakit DBD.
Paman siswa yang meninggal usai divaksinasi, Jajang Suhendar (50) menyebut bahwa keponakannya tidak mengeluhkan hal yang kaitannya dengan penyakit DBD. Selama ini, keponakannya selalu ceria seperti anak usia 10 tahun pada umumnya.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Kalau kita tahu sakit DBD, tentunya keluarga akan secepatnya mengambil langkah atau melarang divaksin. Soalnya di sini tak ada yang DBD, kalau dibilang musim harus banyak. Ini juga baru menemukan setelah ada pemeriksaan kemarin dari rumah sakit ke korban," kata Jajang, Selasa (18/1).
Jajang mengungkapkan bahwa keponakannya sebelum divaksinasi dalam kondisi sehat, tidak menunjukan gejala apapun. Saat hendak diantarkan oleh ayahnya ke sekolah, keponakannya itu memilih untuk naik angkutan umum bersama teman-temannya.
"Pulang sekolah setelah divaksinasi juga sempat main dengan teman-temannya. Tapi pas sorenya, badannya lemas dan kejang-kejang usai mandi di rumahnya. Sempat dibawa ke Puskesmas Purbaratu tapi malah dirujuk ke RSUD dr Soekardjo dan meninggal dunia Senin (17/1)," ungkapnya.
Jajang menyebut bahwa pihak keluarga tidak akan memperpanjang persoalan meninggalnya keponakan setelah mendapatkan vaksinasi. Pihak keluarga sudah menerima kejadian tersebut sebagai takdir dari Allah SWT.
Dengan meninggalnya keponakannya itu, ia meminta agar seluruh masyarakat mendoakan agar almarhum tenang di alam barzah.
"Keluarga harapannya sudah menerima suratan dari Maha Kuasa. Dan ahli surga supaya tawakal. Kalau pihak keluarga meski sedang merasakan duka yang mendalam, sudah tak mau memperpanjang kejadian ini. Pihak keluarga sudah menerima kejadian ini dengan lapang dada," sebutnya.
Selain itu, menurut Jajang, pihak keluarga juga tidak mempermasalahkan lagi penyebab meninggalnya keponakannya itu apakah akibat dari vaksin atau DBD sesuai keterangan dokter.
"Kami sudah menerima kejadian ini dengan ikhlas meski kami masih berduka. Kami sudah menerima laporan bahwa anak kami akibat DBD dari dokter Rumah Sakit, dan memang dua hari sebelumnya usai divaksin di sekolah dan kondisinya sehat-sehat saja," jelasnya.
Meski saat ini meninggalnya keponakannya masih jadi pembahasan, Jajang enggan mempermasalahkan lebih jauh. Namun ia dan keluarga berdoa dan berharap agar kejadian serupa tidak menimpa siswa lainnya di Kota Tasikmalaya dan daerah lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Eli Suminar mengaku bahwa terkait adanya siswa yang meninggal setelah divaksinasi, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari Dinas Kesehatan. Laporan tersebut nantikan akan menentukan langkah yang akan diputuskan oleh pihaknya.
"Kami belum menerima laporan secara resmi dari dinas kesehatan berkaitan seorang siswa kelas V salah satu Sekolah Dasar SD di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya, yang sempat kritis dua hari dan meninggal dunia usai menerima vaksin," ucapnya kepada wartawan.
Eli membenarkan bahwa siswa yang meninggal sebelumnya mengikuti kegiatan vaksinasi pada Sabtu (15/1). Namun pihaknya belum mengetahui apakah hal tersebut kaitannya dengan vaksinasi atau bukan.
Meski kabar meninggalnya siswa tersebut akibat DBD sudah diketahuinya, Eli menyebut bahwa pihaknya akan tetap menunggu laporan resmi dari Dinas Kesehatan.
"Tentunya itu memerlukan adanya penelusuran yang pasti, untuk memastikan penyebab meninggal dunianya, apakah karena faktor vaksin atau bukan. Itu katanya DBD, tetapi saya tetap masih menunggu hasil laporan secara resmi. Karena kita tidak bisa bergerak apapun tanpa adanya keterangan dari Dinas Kesehatan," sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangkat membenarkan bahwa ada seorang siswa SD yang meninggal dunia usai divaksinasi. Meski begitu, ia belum bisa memastikan bahwa penyebab meninggalnya siswa tersebut adalah akibat mendapatkan vaksinasi.
Usai menerima kabar meninggalnya siswa itu, Uus mengaku bahwa pihaknya langsung melakukan pengecekan, khususnya analisa dokter terkait penyebab kematiannya.
"Jadi pada awalnya korban itu diduga mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) murni. Sebelum dirawat kondisinya itu mengalami kejang dan penurunan kesadaran. Saya juga sudah bicara panjang lebar dengan dokter bagian perawatan intensif. Ketua (Komda) KIPI (Kota Tasik) dan (dokter) spesialis anak menyampaikan kepada saya, setelah dilakukan pemeriksaan diketahui ada penyakit lain yang mendasarinya," kata Uus, Selasa (18/1).
Ia menjelaskan bahwa siswa tersebut diduga mengalami KIPI koinsiden setelah imunisasi, namun bukan akibat vaksinasi, tapi karena ada penyakit lain.
"Diduga korban saat vaksinasi Covid-19 sedang mengalami masa inkubasi serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD)," jelasnya.
Baca juga:
Kadinkes Tasikmalaya Sebut Siswa Meninggal Bukan Karena Vaksinasi
Seribuan Lansia dan Kelompok Rentan di Makassar Disuntik Vaksin Booster
Stok Vaksin Booster Habis, Gibran Pastikan Semua Warga Kebagian
Aksi Spiderman Menghibur Anak-Anak Saat Divaksin
BPOM Keluarkan Anjuran Merek Booster Bagi Penerima Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Selama 12 Hari, Vaksinasi Merdeka Polda Metro Capai 91,7%