Soal aksi 5 Mei, Djarot minta semua pihak hormati hukum dan hakim
Soal aksi 5 Mei, Djarot minta semua pihak hormati hukum dan hakim. Djarot mengatakan, apapun keputusan hakim harus dihormati. Hakim memiliki independensi. Djarot mengingatkan lambang dewi keadilan agar semua pihak menyadari proses hukum akan berjalan dengan adil.
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dan Front Ulama Indonesia (FUI) akan menggelar aksi 5 Mei dengan tujuan ke kantor Mahkamah Agung. Aksi ini bertujuan agar lembaga peradilan menjatuhkan vonis maksimal yakni lima tahun penjara kepada terdakwa kasus dugaan penghinaan agama yakni Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat ikut angkat bicara terkait rencana aksi itu. Aksi itu tidak perlu dilakukan jika semua pihak memercayakan pada proses hukum yang berlaku.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
-
Siapa Aty Kodong? Aty Kodong dikenal sebagai runner-up Dangdut Academy yang berhasil meningkatkan perekonomiannya.
-
Siapa yang berperan dalam proses jamasan Dewi Sri dan Joko Sedono? Dikutip dari laman resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id, jamasan ini dilakukan oleh sesepuh wanita yang telah diberi mandat oleh kasepuhan.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Siapa saja yang ikut dalam pemotretan Natal 2023 bersama Ahok dan Puput? Ahok menunjukkan keserasiannya dengan sang istri, Puput, serta kedua anak mereka, Yosafat dan Sarah. Setiap potret memperlihatkan keintiman dan kebahagiaan, tak hanya antara Ahok dan Puput, namun juga dengan kedua anaknya serta sang ibunda yang tak pernah absen dari pemotretan.
"Saya sudah bilang, kita harus percaya bahwa negara kita negara hukum, semuanya kita serahkan pada proses hukum. Jadi apapun yang menjadi keputusan hakim ya harus kita terima dengan baik," ujar Ahok kepada wartawan di Pasar Rumput, Jakarta Selatan pada Rabu (3/5).
Djarot meminta masyarakat tidak menekan hakim untuk memvonis seseorang. Sebab hakim memiliki independensi dan rasa keadilan untuk memutuskan kasus ini.
"Tidak boleh hakim dipengaruhi oleh siapa pun. Hakim enggak usah buka media sosial, baca ini, baca itu supaya betul-betul fokus untuk menegakkan keadilan," tegasnya.
Mantan Wali Kota Blitar ini menggambarkan lambang hukum berupa dewi keadilan dengan mata ditutup, membawa pedang dan timbangan.
"Itu kan menandakan bahwa hakim itu wakil Tuhan, yang ditutup matanya, betul-betul memutuskan tanpa pandang bulu, dengan pedang dan timbangan. Timbangannya lihat, itu miring sebelah atau enggak, enggak kan? Berarti seimbang itu menandakan keadilan, ya kita pasrahkan sepenuhnya kepada hakim," jelasnya.
Disinggung harapan untuk vonis Ahok, Djarot menjawab sambil tersenyum. "Kalau harapannya ya menurut saya Pak Ahok dibebasin dong, sesuai dengan fakta-fakta persidangan. Harapannya begitu," imbuhnya.
Terlepas dari itu, apapun keputusan hakim harus terima semua pihak. Sebab, proses hukum sudah dijalankan. "Apapun itu, dibebaskan atau tidak dibebaskan, sesuai harapan atau tidak sesuai harapan, harus bisa terima karena kita percaya dengan sistem hukum yang ada di Negara kita," tutupnya.
(mdk/noe)