Soal Data Covid-19 Berbeda, Kemenkes Akui Masih Ada Kendala Laporan Daerah ke Pusat
Kemenkes mengakui bahwa masih ada kendala dalam proses pelaporan data kasus Covid-19 dari daerah ke pusat. Salah satu contoh ketika melaporkan data, maka kasus yang dilaporkan terjadi beberapa hari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara terkait tudingan Relawan LaporCovid-19 mengenai data korban meninggal akibat Covid-19 laporan Kabupaten atau Kota dihilangkan. Kemenkes menegaskan laporan dari pemerintah daerah baik kabupaten maupun kota tidak pernah ditutupi kepada masyarakat.
"Terkait dengan pernyataan yang dikeluarkan LaporCovid-19, kami dapat sampaikan bahwa kondisi tersebut tidak benar, tidak ada data yang dibuang atau tidak disampaikan (kepada masyarakat)," kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada merdeka.com, Selasa (20/7).
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Namun Nadia tak menampik laporan diterima Kemenkes dari saat dilakukan verifikasi tak disertai data pendukung. "Selain itu, laporan yang disampaikan Pemda Kabupaten/Kota saat dilakukan verifikasi sering tidak disertai data pendukung yang memadai," ujar dia.
Kemenkes mengakui bahwa masih ada kendala dalam proses pelaporan data kasus Covid-19 dari daerah ke pusat. Salah satu contoh, sebut Nadia, ketika melaporkan data, maka kasus yang dilaporkan terjadi beberapa hari sebelumnya.
"Misalnya karena kemampuan laboratorium yang terbatas untuk melakukan pemeriksaan satu hari," ujar dia.
Pemerintah telah berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pelaporan kasus Covid-19. Dengan demikian, pelaporan kasus dari daerah ke pemerintah pusat menjadi lebih baik lagi.
"Ke depannya, kami terus memperbaiki sistem agar pelaporan daerah dapat dilakukan lebih baik. Kami menggunakan platform NAR pemerintah daerah dapat menginformasikan kasus secara real-time langsung ke pusat," tandas dia.
Sebelumnya diberitakan, Relawan LaporCovid-19, Lenny Ekawati memberikan penjelasan terkait postingan di akun IG LaporCovid-19. Menurut dia, postingan yang berkaitan dengan data Covid-19 tersebut merupakan upaya mereka untuk mendapatkan penjelasan pemerintah.
Dalam postingan tersebut disampaikan bahwa Kementerian Kesehatan menghilangkan 18.747 korban Covid-19 (26 persen) yang dilaporkan Kabupaten/Kota. Berdasarkan pantauan Tim LaporCovid-19, hingga 16 Juli 2021, jumlah korban meninggal yang dilaporkan Kabupaten/Kota sebanyak 90.144 orang. Ini berbeda dengan yang dilaporkan Kementerian Kesehatan/BNPB Satgas Covid yang hanya berjumlah 71.397 orang.
"Jadi kalau misalnya semua dari Kabupaten/Kota kami jumlahkan, sebenarnya tidak sama dengan apa yang dilaporkan oleh pemerintah pusat. Itu yang sebenarnya kita tanyakan justru," ujar dia kepada merdeka.com, Senin (19/4).
Dia pun mengaku tidak mengetahui apa penyebab perbedaan data tersebut. Karena itulah mereka meminta penjelasan pemerintah lewat postingan di media sosial.
"Iya. kami ingin sebenarnya pemerintah membuka data," ujar dia.
Lenny menjelaskan, LaporCovid-19 mempunyai tim yang memantau laporan kasus Covid-19 Kabupaten/Kota. Pemantauan dilakukan harian dengan memperhatikan website resmi milik pemerintah Kabupaten/Kota.
"Jadi bukan website yang tidak resmi. Ini website resmi dari semua kabupaten kota yang ada di Indonesia," ujar dia.
"Kalau misalnya terjadi perbedaan dengan pusat sebenarnya kami juga mempertanyakan. Kami juga tidak tahu kenapa bisa begitu. Karena kalau dari pusat kami melihat adanya perbedaan," lanjut Lenny.
Pemantauan perkembangan kasus Covid-19 sudah dilakukan sejak saat Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengumumkan dua kasus pertama, Maret lalu. Tujuannya, untuk membantu pemerintah melihat penyebaran Covid yang terjadi. Dari situ pemerintah bisa merumuskan kebijakan yang akan diambil.
"Sejak covid diumumkan tim LaporCovid sudah konsisten meminta (data) berapa jumlah tes yang dilakukan oleh masing-masing kabupaten kota. Bukannya untuk menjelek-jelekkan, justru kami ingin membantu pemerintah kira-kira apa kebijakan yang bagus dikeluarkan seperti apa. Bukannya ingin menjatuhkan," tandas dia.
(mdk/gil)