Solusi Menkes Budi Gunadi Atasi 'Robohnya' Tenaga Kesehatan Indonesia Akibat Covid-19
Tingginya kasus positif Covid-19 tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kesehatan. Indonesia semakin kekurangan tenaga kesehatan.
Data Satgas Covid-19 per 10 Januari 2020, angka positivity rate sudah mencapai 30,36 persen. Di sisi lain, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia hingga 10 Januari 2020 mencapai 828.026 orang.
Kondisi saat ini, fasilitas kesehatan di Indonesia hampir roboh diterjang badai Pandemi Covid-19. Belum lagi Indonesia semakin kekurangan tenaga kesehatan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Angka kenaikan kasus positif Covid-19 menyita perhatian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Sebab, tingginya kasus positif Covid-19 tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kesehatan. Indonesia semakin kekurangan tenaga kesehatan.
Per 31 Desember 2020, sebanyak 504 tenaga kesehatan meninggal dunia. Terdiri dari 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 67 bidan, tujuh apoteker, dan sepuluh tenaga laboratorium medik. 237 dokter yang meninggal itu terdiri dari 101 dokter umum, 131 dokter spesialis, serta lima residen. Sebelas di antaranya adalah guru besar.
"Pasti akan kekurangan dokter dan perawat, rumah sakit itu akan penuh karena memang kasus aktifnya naik 30 persennya, pasca libur," kata Budi di Kantor Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (11/1).
Budi menawarkan solusi. Caranya, merelaksasi beberapa aturan yang mengizinkan agar perawat-perawat yang belum memiliki surat tanda registrasi (STR) resmi, boleh langsung masuk bekerja.
"Itu ada sekitar 10.000 orang. Saya sekarang sedang mengkaji dengan Tim IDI dan Tim Kemenkes agar dokter juga bisa begitu. Ada sekitar 3000 sampai 4000 dokter yang bisa kita masukkan," ucapnya.
Budi berharap, solusi ini dapat diterima dan direalisasi. Namun, sebelum langkah tersebut bisa dijalankan, dia meminta kasus aktif dapat ditekan.
Dia juga meminta pasien positif tak bergejala tidak perlu dirawat di rumah sakit. Cukup melakukan isolasi mandiri. Mengingat, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/ BOR) di RS memang meningkat.
Bukan hanya di Jakarta saja, delapan provinsi lainnya juga mengalami peningkatan BOR di atas 70 persen. Data hingga 2 Januari 2021. Fasilitas kesehatan di Indonesia hampir roboh diterjang badai Pandemi Covid-19.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan peningkatan BOR tertinggi, yaitu 84,74 persen. Disusul Banten, 84,52 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 83,36 persen, Jawa Barat 79,77 persen, Sulawesi Barat 79,31 persen, Jawa Timur 78,41 persen, Jawa Tengah 76,27 persen, Sulawesi Selatan 72,40 persen, dan Sulawesi Tengah 70,59 persen.
"Jadi tolong bapak ibu, kalau misalnya tidak demam, dan tidak sesak nafas itu masih bisa dilakukan isolasi mandiri. Kalau bapak ibu punya rumah sendiri, punya kamar sendiri lakukan di rumah dan di kamar," jelas dia.
"Tapi kalau tidak punya atau terlalu sesak rumahnya kami nanti akan mengimbau seluruh gubernur kepala daerah agar membuat tempat-tempat isolasi seperti Wisma Atlet, Wisma Haji, asrama dan lain sebagainya atau mungkin hotel," ucapnya.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Puan: DPR akan Fokus pada Kualitas Belanja Negara untuk Penanganan Covid-19
Tekan Penyebaran Covid-19, Tangerang Raya Optimalkan PPKM
Terjangkit Virus Corona, Kisah Bocah 5 Tahun Naik Ambulans Sendirian Ini Bikin Haru
Pulang dari Jakarta, Wagub NTT Positif Covid-19
Pengunjung Membeludak, Waterboom Lippo Cikarang Ditutup Satgas Covid-19
Petugas Pemakaman Covid-19 Perlu Diprioritaskan untuk Divaksinasi