STTD Bekasi wisuda 250 ahli transportasi darat
Ketua STTD Bekasi,Suharto, menjelaskan bahwa para wisudawan ini nanti akan berkiprah di dunia transportasi darat mulai dari perencanaan, kebijakan, sampai pemecahan masalah operasional.
Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi mewisuda 250 taruna yang telah berhasil menyelesaikan masa studi pada rabu (30/8) di auditorium kampus STTD Bekasi, Jawa Barat. Lulusan ini terdiri dari 4 program studi yakni D IV Transportasi Darat (Transdar) sebanyak 79 orang, D III Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) sebanyak 53 orang, D.III Perkeretaapian sebanyak 64 orang, dan D.II Penguji Kendaraan Bermotor (PKB) sebanyak 54 orang.
Wisuda yg diselenggarakan dengan pengalungan samir dan penyerahan ijazah oleh senat yang dipimpin oleh Ketua STTD Bekasi, Suharto, juga disaksikan oleh Kepala Badan Pengembangan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Djoko Sasono, jajaran pejabat di lingkungan Pusat Pengembangan SDM Transportasi darat, serta orang tua para wisudawan.
Ketua STTD Bekasi,Suharto, menjelaskan bahwa para wisudawan ini nanti akan berkiprah di dunia transportasi darat mulai dari perencanaan, kebijakan, sampai pemecahan masalah operasional. "Seperti lulusan Transportasi Darat, itu nanti bekerja pada tataran perencanaan dan kebijakan, kalau LLAJ itu pada tataran operasional," jelas Suharto.
Suharto juga menjelaskan mengenai perbedaan jangka waktu pada penerapan ilmu mereka di lapangan, "kalau ahli transportasi darat itu karena pada tataran kebijakan jadi bisa jangka menengah dan jangka panjang, sedangkan LLAJ itu pemecahan masalah secara spontan atau jangka pendek," jelasnya.
Mengenai penyerapan lulusan, Kepala BPSDMP, Djoko Sasono, mengungkapkan bahwa sekarang ini lulusan STTD Bekasi tidak hanya mengisi posisi di pemerintahan, tapi juga sektor BUMN dan Swasta. "Dari lulusan ini sebagian sudah ada ikatan dinas yang tadi pembibitan dengan beberapa Pemerintah Daerah, tapi juga sudah ada yang masuk di BUMN, seperti PT. ASDP Ferry, Pertamina, kemudian juga di perusahaan swasta di bidang logistik dan segala macam," ungkap Djoko.
Mengenai produksi lulusan, Djoko menjelaskan bahwa pihaknya melibatkan sektor industri mulai dari perencanaan pendidikan dan pelatihan, sehingga lulusan diklat sesuai dengan kebutuhan industri. "Kita menggunakan pendekatan 'link and merge', jadi dari perencanaan seperti menyusun kurikulum, kita sudah libatkan industri, jadi industri butuhnya seperti apa, kita rumuskan menjadi kurikulum diklat dan kita sepakati ini yang dibutuhkan," jelas Djoko.
Tidak hanya itu, industri juga dilibatkan saat perekrutan peserta didik dan untuk sarana praktik kerja para peserta didik, "jadi pada tahap rekrutmen, kami juga menyiapkan bersama-sama dengan industri, jadi ketika direkrut kita sudah sepakat ini yang dibutuhkan, lalu kami didik, begitu juga ketika peserta didik ini nanti butuh latihan atau magang, industri tadi yang menyiapkan, sehingga begitu mereka lulus benar-benar sesuai dengan yang industri inginkan," ungkap Djoko.
Kegiatan wisuda ini juga diisi dengan orasi ilmiah oleh mantan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Dr. Elly Sinaga, M.Sc., selaku praktisi transportasi dengan tema Integrasi: 'key word' Dalam Keberhasilan dalam Penataan Transportasi (Integrated Transport System).