Sudah beristri, guru ngaji cabuli murid hingga melahirkan
'Kita tahu berdasarkan pengakuan anak saya, kejadian pertama terjadi waktu anak saya kelas dua SMP.'
Seorang guru ngaji berinisial P (54) di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, tega menggauli muridnya berinisial LL (15) hingga melahirkan seorang anak laki-laki, pada akhir bulan lalu. Pria yang sudah memiliki istri ini bahkan tidak mau bertanggungjawab atas perbuatan bejatnya itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun merdeka.com, perbuatan cabul sang guru agama itu terjadi pada bulan Juli tahun 2012 lalu. Sejak itu pula perbuatan tersebut terjadi lebih dari sekali, dan tanpa diketahui oleh keluarga sang guru ataupun keluarga sang murid.
"Kita tahu berdasarkan pengakuan anak saya, kejadian pertama terjadi waktu anak saya kelas dua SMP, atau tepatnya pertengahan 2012 kemarin," kata ayah korban AH (37), saat ditemui di kediamannya, Kamis (24/10)
AH mengungkapkan, bahwa sejak masih duduk di bangku sekolah dasar anaknya itu sudah belajar agama dengan pelaku. Menurutnya, dari hubungan antara guru agama dan murid itulah anaknya cukup kenal dekat dengan pelaku.
"Saya baru mengetahui dia hamil sama si P, akhir September lalu sebelum bayinya lahir," ungkapnya.
Dari pengakuan sang Anak, AH menceritakan bahwa setiap kali usai melakukan aksinya, pelaku kerap memberikan uang kepada sang murid sebesar Rp 50 ribu. "Modusnya yakni dengan cara menelepon anak saya dan meminta supaya datang ke rumah dia (pelaku)," ujarnya.
AH melanjutkan, karena merasa kenal dengan pelaku, ia tidak memiliki rasa curiga terhadap hubungan intim keduanya itu. Bahkan yang bejatnya, P tega melakukan perbuatan yang dilarang agama tersebut di sebuah musala yang berada tak jauh dari rumah korban.
"Anak saya juga seperti terhipnotis. Menurut saja diperintah sama pelaku. Informasi dari pengakuan anak saya, perbuatan itu sudah cukup sering terjadi," tutur AH.
Kini LL, yang masih terbilang remaja itu harus berjuang menjadi orangtua tunggal atas perbuatan bejat sang guru agama. AH pun mengatakan sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian karena si guru ngaji tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.
"Saya sudah ketemu katanya mau dinikahi, tapi dia malah mengingkari. Akhirnya kami laporkan kasus ini ke polisi," tandasnya.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Timur, Komisaris Sri Bhayangkari mengaku belum dapat berkomentar banyak terkait kasus ini. Meski membenarkan sudah menerima laporan dari pihak korban, ia mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait apa yang dilaporkan.
"Laporan sudah kita terima. Tadi siang korban baru dimintai keterangan. Jadi sebenarnya ini masih dalam proses penyelidikan," katanya.