Sukhoi TNI AU kembali usir pesawat asing di Natuna
"Radar mendeteksi pesawat tidak dikenal di wilayah Natuna. Kami melakukan pengejaran," kata Letkol (Pnb) Vincentius.
Komandan Skadron (Danskadron) 11 Unjungpandang, Letkol (Pnb) Vincentius Endy HP menegaskan, Sukhoi Skadron 11 TNI AU yang siaga di Bandara Internasional Hang Nadim Batam kembali mengusir pesawat tidak dikenal dari wilayah udara Natuna Provinsi Kepulauan Riau.
"Satuan radar mendeteksi pesawat tidak dikenal di wilayah Natuna. Kami melakukan pengejaran,"terang Vincentius di Hang Nadim, Batam, Jumat (25/9).
Lebih lanjut Dia mengatakan, informasi itu diterima petugas Skadron 11 yang bersiaga dalam operasi di Hang Nadim Batam sekitar pukul 11.30 WIB. Hal ini sudah beberapa kali terulang pengusiran pesawat tidak dikenal mengudara di wilayah udara Natuna .
Pengejaran dilakukan dengan satu Sukhoi SU-30 dan satu SU-27. Letkol (Pnb) Vincentius Endy HP langsung memimpin pengejaran tersebut bersama dua pilot lain, yakni Letda Penerbang Nur Wachid, dan Kapten Penerbang Idris.
Pengejaran itu berlangsung sekitar satu jam pengejaran, dua pesawat tempuran buatan Rusia tersebut kembali ke pangkalan di Hang Nadim, Batam.
"Pesawatnya memotong jalur di Natuna. Setelah mengetahui kami melakukan pengejaran, pesawat tidak dikenal itu keluar dari udara Natuna dan menggunakan jalur semestinya," terang Vincentius.
Lebih jauh Vincentius memaparkan belum mengetahui secara pasti jenis pesawat tersebut karena posisi terakhir masih jauh dari titik pesawat terpantau radar. Pesawat tersebut sudah keluar dari udara Natuna.
"Mereka tahu kalau dikejar. Sehingga langsung meninggalkan udara Natuna sebelum sempat kami dekati," kata Vincentius seperti dikutip dari Antara .
Wilayah Natuna, kata Dia, termasuk paling rawan pelanggaran oleh pesawat tidak dikenal mengingat jika pesawat-pesawat tersebut harus mengikuti alur di luar udara Indonesia jaraknya relatif jauh.
"Posisinya kan pada sisi utara. Sementara pesawat-pesawat itu ingin ambil jalur lurus sehingga bisa lebih hemat bahan bakar dan cepat sampai. Makanya mereka melintasi udara Natuna khususnya yang ke Malaysia dan Singapura," terang Vincentius.
Baca juga:
Pesawat asing kerap 'bandel' melintas wilayah Natuna tanpa izin
Pesawat asing kembali nyelonong ke Kepri, dicegat 2 Sukhoi TNI AU
Malaysia terus langgar batas, TNI AU kerahkan Sukhoi ke Tarakan
Moeldoko sebut pertahanan perbatasan laut dan udara RI masih lemah
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Bagaimana pesawat nirawak baru milik TNI AU bisa digunakan untuk pertempuran? Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
-
Dimana pesawat nirawak baru TNI AU bisa diterbangkan? "Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia.
-
Apa tujuan utama TNI dalam membebaskan pilot Susi Air? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan bahwa pihak Selandia Baru mendukung langkah TNI dalam melakukan pembebasan pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens dari kelompok bersenjata di Nduga, Papua Pegunungan."Sangat mendukung apa yang dilakukan TNI dengan pendekatan soft power," kata Agus seperti dilansir dari Antara, Jumat (14/4).
-
Mengapa TNI AU membutuhkan pesawat nirawak baru? Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).