Sularto, warga Boyolali tak tahu ketiga anaknya ikut Gafatar
Pemikiran Sularto berubah pasca mengetahui jika istri Eko, anak pertamanya merupakan kerabat dari dr Rica.
Sularto, warga Dukuh Ringinrejo, Desa Ketitang, Kecamatan Simo, Boyolali, Jawa Tengah mengaku ketiga anaknya bernama Eko Purnomo (30), Bentar Sutiarto (25), dan Krisma Fitri Arta (17) mengikuti organisasi terlarang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Saat mengetahui ketiga anaknya hilang, Sularto mengaku enggan melaporkannya ke polisi, meski sudah disesak tetangga dan kerabatnya. Ia beralasan karena tak pernah berurusan dengan aparat kepolisian.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Namun, pemikiran Sularto berubah pasca mengetahui jika istri Eko, anak pertamanya merupakan kerabat dari dr Rica yang dilaporkan hilang dan diduga terkait dengan aktivitas Gafatar, akhirnya ia baru melapor ke Polres Boyolali pada Sabtu, 9 Januari lalu.
"Saya memang baru melapor sepekan lebih setelah anak terakhir saya ikut menghilang. Ketiga anak saya sebenarnya tak ada yang bertingkah aneh. Pergaulan mereka juga biasa tak ada yang aneh," ujar Sularto saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (12/1).
Ia mengaku baru tahu kabar tentang anaknya setelah melihat berita di televisi serta diberitahu polisi jika dua anaknya dijemput di Pangkalan Bun bersama dr Rica.
Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono menambahkan, saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda DIY untuk menelusuri adanya warga Boyolali yang ikut menghilang, terkait ormas Gafatar. Namun hingga saat ini, pihaknya belum menemukan adanya aktivitas Gafatar di Boyolali.
"Kami telah berkoordinasi dengan Polda DIY untuk menelusuri adanya warga yang hilang. Ada anggota kami yang sudah berangkat ke Jogja untuk mengecek atau memastikan adanya warga Boyolali yang diduga terkait dengan Gafatar," tandasnya.
Sebelumnya sejumlah orang yang ikut dijemput bersama dr Rica Tri Handayani oleh tim Polda DIY di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, ternyata merupakan sudara kandung, warga Boyolali. Diantara tiga orang bersaudara, yakni Eko Purnomo, Bentar Sutiarto, dan Krisma Fitri Arta masih satu orang yang saat ini belum diketahui keberadaannya.
Menurut Sularto, kepergian mereka dari rumah berbeda waktunya. Yang pertama pergi adalah Bentar Sutiarto yang pergi sekitar awal Desember dan saat dihubungi keluarga mengaku pergi dan kerja di Batam. Dua minggu setelah kepergiannya, anak pertamanya, Eko Purnomo yang berkerja sebagai Asisten Dosen Fakultas Teknik UGM bersama anak dan istrinya pulang ke rumah orang tuanya di Boyolali untuk meminta ijin pindah kerja ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Pada 30 Desember 2015, Eko menghubungi saya dan katanya sudah pindah kerja ke Pangkalan Bun bersama anak istrinya. Pada hari yang sama, anak ketiga saya Krisma Fitri Arta, meminta ijin untuk merayakan malam tahun baru di Gunung Semeru, Jawa Timur. Ia pergi melalui Terminal Tirtonadi, Solo, diantar temannya," jelasnya.
Kemudian, lanjut dia, pada tanggal 31 Desember, dirinya menghubungi anak-anaknya lewat telepon, namun tak ada yang menanggapi. Pada 4 Januari lalu, Sularto pergi ke sekolah Krisma di SMKN 5 Solo dan mnedapati jika tak ada teman Krisma yang pergi naik Gunung Semeru.
Diketahui saat ini, Eko beserta anak istrinya serta Krisma ikut ditemukan dalam penjemputan dr Rica di Pangkalan Bun. Sementara keberadaan Bentar saat ini masih belum diketahui.
Baca juga:
Pengakuan mantan pengurus: Gafatar tak punya proyek di Kalimantan
Menhan kerahkan TNI dari Sabang sampai Merauke cegah paham Gafatar
Pemerintah diminta waspada Gafatar rekrut anak-anak
UNS Solo masih cari 2 mahasiswanya hilang
Eks pengurus Gafatar buka suara, ada pihak memanfaatkan nama ormas
Kejiwaan dr. Rica labil, bakal didampingi psikolog Mabes Polri
Dua bocah diduga ditinggal orang tua di lampu merah Cililitan