Sulit Cari Masker, Pengatur Lalu Lintas di Yogyakarta Ini Pakai Galon Bekas Buat APD
Bukan tanpa alasan Ali menggunakan galon air bekas sebagai pengganti masker. Selain masker medis susah dicari, Ali juga tak cocok menggunakan masker berbahan kain yang harus dicuci usai dipakai.
Ada pemandangan yang tak lazim kala melintas di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta. Di pertigaan dekat Lapas Wirogunan ini, Anda akan menjumpai seorang sukarelawan pengatur lalu lintas yang mengenakan galon air di kepala sebagai pengganti masker.
Pria itu adalah Ali Akbar. Dengan tanpa alas kaki dan kepala tertutup galon air, Ali nampak cekatan mengatur lalu lintas di Jalan Tamansiswa.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Askar Perang Sabil (APS) di Yogyakarta? Tujuan dibentuknya pasukan ini adalah membantu TNI dalam melawan musuh serta melandaskan perjuangan sesuai dengan ajaran Islam yang menyeru untuk berjuang di jalan Allah SWT.
-
Siapa saja yang ikut membentuk organisasi Askar Perang Sabil (APS) di Yogyakarta? Di Yogyakarta, para ulama yang sebagian besar berasal dari kalangan Muhammadiyah membentuk sebuah organisasi kelaskaran bernama Askar Perang Sabil (APS).
-
Apa yang disayangkan oleh TPN Ganjar-Mahfud mengenai insiden di Yogyakarta? Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyayangkan salah seorang warga menjadi korban penganiayaan pada saat Presiden Joko Widodo kunjungan kerja Ke Yogyakarta.
-
Apa kegiatan Atta Halilintar di Yogyakarta? Jadi, aku tuh ada acara, ada undangan di Yogyakarta. Kebetulan aku di Yogya dan di sini terkenal dengan wisata kulinernya, jadi aku yakin Yogya pasti the best buat makanan. Istri pun nitip makanan," pungkas Atta dalam live streaming di YouTubenya.
-
Apa yang dilakukan Profesor Adi Utarini untuk menekan demam berdarah di Yogyakarta? Uji coba yang dilakukan di Yogyakarta ini merupakan uji coba terkontrol acak pertama dari pendekatan baru dalam pengendalian demam berdarah.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
Ali memakai galon bekas air berukuran 10 liter lengkap dengan keran airnya. Di bagian belakang, Ali menuliskan 'BERSAMA MELAWAN CORONA'.
Bukan tanpa alasan Ali menggunakan galon air bekas sebagai pengganti masker. Selain masker medis susah dicari, Ali juga tak cocok menggunakan masker berbahan kain yang harus dicuci usai dipakai.
"Ini mengurangi (penggunaan) masker. Jadi nggak kena apa-apa. Kalau kain kan sekali pakai terus nyuci. Kalau galon kan nggak, bisa dilap, disemprot. Ini rutin dicuci lho," ujar pria asli Jawa Timur yang saat ini berdomisili di daerah Gondolayu, Jetis Kota Yogyakarta ini.
Ali mengaku sudah dua hari belakangan ini memakai galon bekas air untuk menggantikan masker. Ali menyebut dirinya terinspirasi dari para petugas medis yang memakai APD helm, kacamata dan masker sekaligus.
"Kalau orang kan pakai pelindung, APD. Nah saya mending pakai ini praktis, daripada galon nganggur," ungkap Ali, Kamis (16/4).
Pria berumur 52 tahun ini mengaku setiap hari dirinya mengais rejeki di Jalan Tamansiswa dari saat jam anak sekolah berangkat hingga pukul 18.00 WIB. Sebelum pandemi Corona, Ali menyebut dirinya bisa membawa pulang Rp30 ribu setiap kali bertugas di jalan.
Namun saat pandemi virus Corona yang menyebabkan banyak warga Yogyakarta memilih tinggal di rumah, Ali mengaku penghasilannya jauh menurun. Untuk mendapatkan Rp30 ribu, bukanlah hal yang mudah sejak sebulan belakangan ini.
Baca juga:
Jenderal Ini Unggah Kejadian Tak Terduga saat Polisi Bermasker Minum di Tengah Rapat
Inovasi Pengrajin Garut Bikin Masker Kulit di Tengah Pandemi Corona
Pesan Masker Rp4 Juta, Wanita di Palembang Malah Terima Bohlam Bekas
Uniknya Ondel-ondel Ajak Masyarakat Gunakan Masker
Didukung Kemenkop UKM, Pelaku Usaha Terdampak Covid-19 akan Produksi Masker & APD
CEK FAKTA: Penjelasan Shopee Soal Impor, Donasi BNPB dan Jual Murah Masker