Sulitnya menghalau pengemis dadakan di Masjid Istiqlal
Petugas keamanan Istiqlal hanya bisa menghalau, tak punya kewenangan menangkap para pengemis.
Sudah bertahun-tahun pengemis musiman setiap Ramadan mangkal di Masjid Istiqlal. Seperti penyakit menahun, mereka sulit sekali dilenyapkan.
"Sudah ngelarang enggak boleh. Balik lagi, enggak ada setahun dua tahun, nongol lagi. Bikin malu, sudah sering diingatkan, bandel," kata petugas keamanan Istiqlal, Suyono kepada merdeka.com di Istiqlal, Jakarta, Kamis (17/7).
Tak jarang juga, Suyono menemui aksi bandel para pengemis sampai dia bertindak keras. Kendati begitu Suyono mengenal baik pengemis yang telah hidup di Istiqlal bertahun-tahun.
"Ada juga pengemis yang maksa-maksa saya omelin saja. Ada juga yang datangnya di drop 4-6 orang. Tapi saya tahu muka-mukanya yang sudah lama di sini," kata Suyono yang sudah bertugas 20 tahun di Masjid Istiqlal.
Dia menuturkan, pengurus Istiqlal pernah meminta bantuan Satpol PP untuk menangkapi para pengemis itu. Hanya bertahan beberapa lama, para pengemis itu kembali lagi. Petugas keamanan pun mengaku tidak bisa menangkap, hanya sebatas melarang.
"Yang tugasnya nangkap itu kan Satpol PP, kita enggak bisa. Kalau dimintain tolong menangkap mereka banyak alasan. Katanya mobilnya enggak adalah," keluhnya.
Memang di tahun 2007 lalu terjadi razia besar-besaran di Masjid Istiqlal. Saat itu, Atika, salah satu pengemis menjadi korban penangkapan Satpol PP.
"Pernah saya ketangkap. Ditaruh di Cianjur terus saya disuruh ngurus surat-surat dari KTP, KK. Kalau enggak ada bayar Rp 50.000 sampai Rp 200.000 per kepala," kata Atika mengenang.
Pengemis lainnya, Devi berharap agar dia dan anaknya tidak terjaring razia. "Puasa gini jangan ditangkap-tangkapin dong. Kan kasihan gitu ya. Coba istri mereka gini," ujar janda beranak tiga itu sedih.