Survei Kemenhub, 7 Juta Warga Tetap Ingin Mudik Meski Sudah Dilarang
Adita menyebut, survei tersebut menunjukkan potensi mobilitas masyarakat untuk merayakan Lebaran Idul Fitri 2021 di kampung halaman masih tinggi. Ini perlu menjadi atensi semua pihak untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dampak mobilitas masyarakat.
Pemerintah telah mengeluarkan aturan larangan mudik Lebaran Idul Fitri 2021 sejak tanggal 6 hingga 17 Mei 2021. Meski demikian, sebanyak 7 juta warga masih tetap ingin mudik di tengah pandemi Covid-19.
"Dari survei yang kami lakukan, setelah larangan mudik diumumkan masih ada 7 juta orang yang masih berkeinginan untuk mudik," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati dalam diskusi virtual yang disiarkan YouTube BNPB Indonesia, Rabu (21/4).
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
-
Apa saja cara yang dilakukan pemerintah untuk mengurai kemacetan mudik? Pemerintah akan memberlakukan contra flow dan one way pada puncak mudik 2023
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kementan membantu daerah kering parah? Berikutnya, kata Mentan, pemerintah juga terus melakukan intervensi terhadap zona merah atau wilayah kering parah agar segera memompa sumber air yang masih tersedia. Pemda juga diharapkan segera menggulirkan Brigade Alsintan dalam mempercepat produksi melalui skema pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
-
Bagaimana Kementan mewujudkan swasembada pangan? Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan melalui program food estate maupun solusi cepat yang dijalankan Kementan berupa pompanisasi dan optimalisasi lahan.
Adita menyebut, survei tersebut menunjukkan potensi mobilitas masyarakat untuk merayakan Lebaran Idul Fitri 2021 di kampung halaman masih tinggi. Ini perlu menjadi atensi semua pihak untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dampak mobilitas masyarakat.
"Kita tahu dalam situasi pandemi, ketika terjadi mobilitas masif ada konsekuensi yang harus kita antisipasi," ujarnya.
Kendati masih banyak warga yang ingin mudik, Adita mengimbau masyarakat untuk menahan diri. Dia mengingatkan, mudik berisiko tinggi meningkatkan penyebaran Covid-19.
Dia mengambil contoh mobilitas penduduk pada Lebaran Idul Fitri 2020. Saat itu, mudik memicu peningkatan kasus Covid-19 hingga 100 persen.
"Kalau kita belajar dari sebelumnya, libur panjang di akhir minggu selalu terjadi lonjakan kasus. Bahkan mudik tahun lalu bisa memicu lonjakan kasus hingga 100 persen," jelasnya.
Tak hanya itu, Adita meminta masyarakat melihat situasi pandemi Covid-19 di India. Saat ini, kata dia, penambahan kasus positif Covid-19 harian di India bisa mencapai 200.000.
"Sebelumnya kasus Covid-19 di India sangat landai. Namun mereka melonggarkan banyak protokol, kemudian banyak juga kegiatan keagamaan, ritual keagamaan yang mengumpulkan orang banyak dan sekarang kita lihat kasus seharinya bisa 200 ribu. Makanya ini sebuah pembelajaran yang betul-betul kita jadikan rujukan agar mudik kali ini tidak memicu lonjakan kasus Covid-19," tandasnya.
Baca juga:
Beda Sikap Satgas Covid-19 Soal Mudik Lokal yang Diperbolehkan di 8 Wilayah
Polri Antisipasi Arus Balik Lebaran Efek Pemudik Colong Start
Masuk Algomerasi Jabodetabek, Tangsel Tak akan Terbitkan SIKM
Polres Sragen Mulai Lakukan Penyekatan di Perbatasan Jateng-Jatim
Plt Walikota Tasikmalaya Larang Warganya yang Merantau Mudik
Tak Mau Bertindak Keras, Pemkab Boyolali Bujuk Perantau Tunda Mudik