Susah air akibat kemarau, warga Bandung ini mandi di kantor
Di kelurahan tersebut, air sumur bor sedalam 20 meter hanya mampu mengeluarkan air sebesar lidi.
Kemarau panjang membuat pasokan air bersih warga Kota Bandung terganggu. Di antaranya di Kelurahan Ciseureuh Kecamatan Regol Kota Bandung. Di kelurahan tersebut, air sumur bor sedalam 20 meter hanya mampu mengeluarkan air sebesar lidi.
"Ya seukuran lidi-lah, kalau seukuran jari mah terlalu besar," kata Ade Suherman, 46 tahun, kepada Merdeka Bandung, Minggu (25/10).
Dia menambahkan, sumur bornya sedalam 20 meter, namun meskipun volume airnya kecil, kualitas airnya masih jernih dan layak pakai.
Ade yang ditemui di sela salat istisqa yang digelar di Alun-alun Masjid Agung Bandung, menjelaskan di daerahnya PDAM belum masuk. Warga rata-rata mengandalkan sumur bor sebagai sumber air sehari-hari.
Ia menyebutkan, pada hari normal atau tidak kemarau, persediaan air warga cukup aman. Air yang keluar bisa sebesar keran seperempat inci. Kini, sejak kemarau empat bulan lalu, jumlah air makin susut.
Dia sekeluarga berusaha menghemat dengan cara menampung air yang hanya sebesar lidi itu.
Cara lain, kata dia, ia biasa mandi di kantor. Sehingga berangkat kerja, ia tidak mandi di rumah. "Menyiasatinya saya mandi di kantor, lumayan kan," ujarnya.
Bapak tiga anak ini menambahkan, di kelurahannya tidak ada jamban umum sebagaimana yang mudah di temui di pedesaan. Selain itu, tidak ada program pembagian air bersih.
Karena itulah, sambung dia, ia mengikuti salat istisqa. Ia berharap musim hujan segera tiba, merata di seluruh Indonesia. "Kalau doanya sih standar, minta segera turun hujan. Mudah-mudahan segera terkabul," tukasnya.