Tak bentuk TGPF kasus Novel, Busyro sebut Jokowi lepas tangan
Kata Busyro, mestinya Presiden Jokowi belajar dari pengalaman kasus-kasus sebelumnya. Contohnya kasus pembunuhan Aktivis HAM Munir yang masih menyisakan misteri. Saat itu, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih ada upaya mengungkap dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Polri segera menyelesaikan kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang sudah setahun tak kunjung terungkap. Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas menyayangkan sikap Jokowi tersebut.
Kata Busyro, mestinya Presiden Jokowi belajar dari pengalaman kasus-kasus sebelumnya. Contohnya kasus pembunuhan Aktivis HAM Munir yang masih menyisakan misteri. Saat itu, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih ada upaya mengungkap dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Di mana Jokowi meninjau persediaan beras? Jokowi dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Labuhanbatu dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU. Dia direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras dan menyerahkan bantuan pangan kepada masyarakat.
"Itu menunjukkan presiden sepihak. Dia dengan pernyataan itu hanya mengandalkan kepercayaannya pada Polri saja. Pertanyaannya apakah mengungkap pelaku kejahatan itu atau aktornya apakah hanya Polri saja? Kenapa Presiden tidak membentuk TGPF yang dulu pernah dibentuk dalam kasus Munir?," kata Busyro di kantor PP Muhammadiyah, Menteng Raya, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (12/4).
"Kenapa tidak belajar dari dulu pernah ada itu dan ada hasilnya. Sampai sekarang presiden lepas tangan sampai hari ini," tambahnya.
Busyro juga khawatir sikap pemerintah seperti ini dapat dimanfaatkan pelaku kejahatan lainnya. Misalkan para penjahat yang tak takut meneror orang-orang yang ingin memberantas korupsi karena penegak hukum lembek.
"Sikap seperti ini dikhawatirkan sekali akan menjadi stimulus bagi kerja pelaku kejahatan terhadap kekuatan-kekuatan yang concern memberantas korupsi itu," tuturnya.
"Itu bisa dapat angin dengan sikap Presiden yang sangat lemah dan sudah lepas tanggung jawab dan Maaf ya ini cacat sebagai presiden dia Panglima tertinggi Polri masalahnya," ujar Busyro.
Baca juga:
Kasus penyiraman Novel masih suram, Busyro Muqqodas sebut memalukan negara
Polri soal sosok jenderal di kasus Novel: Kita bukan dukun
Polisi tak tahu Novel sudah serahkan nama jenderal terlibat penyiraman
Istana minta Kapolri jelaskan ke publik perkembangan kasus Novel
Novel Baswedan minta Jokowi serius ungkap kasus penyiraman air keras
Saut Situmorang soal setahun penyiraman Novel: Bagaimana caranya harus ketemu
Novel sudah laporkan jenderal diduga terlibat penyiraman ke Komnas HAM & polisi