Tak suka dengar tangisan, Ayah aniaya bayi kembar hingga tewas
Pelaku tega menampar bayi kembar sebanyak enam kali dan mencubitnya.
Seorang ayah di Medan, Fredi alias Ali (30) tega menganiaya bayinya yang kembar hanya karena tidak suka mendengar tangisan. Akibatnya seorang di antara bayi laki-laki berusia 7 bulan itu meninggal dunia, seorang lainnya masih dirawat.
"Pelaku sudah kita tangkap dan kita proses di Polsek," kata Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Nur Istiono, Selasa (1/3).
Penganiayaan itu terjadi di rumah mereka di Jalan Pasar IV No C 11, Kelurahan Sunggal Medan. Awalnya, pada Minggu (28/2) sekitar pukul 02.00 dini hari, Fredi mendengar tangisan Rd, salah seorang putra kembarnya. Dia menemui putranya yang tidur di kamar belakang bersama pembantu bernama Tuminah (60).
Fredi kemudian menggendong Rd, namun tak juga diam. Dia menampar pipi bayi itu enam kali. Ibu bayi itu, Neni Lusiana (27), terbangun. Namun Fredi tidak mau menyerahkan Rd.
Neni kemudian menghubungi temannya bernama Afin (29), warga Pasar 1 Sunggal sekitar pukul 03.00 WIB. Fredi akhirnya menyerahkan Rd dan Jd kepada temannya itu dibawa pulang agar tidak ada tangisan di rumah itu.
Selanjutnya sekitar pukul 12.00 WIB, Fredi menjemput kedua putranya dari rumah Afin. Bayi kembar itu dibawa pulang. Senin (29/2), saat Neni bekerja, Jd menangis. Fredi mencubit kedua pipinya.
Sepulang bekerja, Neni melihat wajah putranya memar-memar. Dia memanggil tukang kusuk (urut) untuk memberikan pengobatan.
Kejadian itu diadukan warga ke polisi. Petugas datang dan membawa kedua bayi itu ke RS Bina Kasih, Jalan TB Simatupang, Medan.
"Kita melakukan penyelidikan lebih lanjut setelah kepala lingkungan setempat membuat laporan pada pukul 21.15 WIB," jelas Nur.
Malang tak dapat ditolak. Rd meninggal dunia dalam perawatan di RSU Bina Kasih, Selasa (1/3) sekitar pukul 04.00 WIB. "Seorang bayi lagi masih dalam perawatan," jelas Nur.
Petugas telah menangkap Fredi. Berdasarkan pemeriksaan sementara, motif penganiayaan terhadap kedua bayi itu hanya karena dia tidak suka mendengar suara tangisan anaknya.
"Kasusnya masih kita selidiki dan kita dalami," pungkas Nur.