Tanya Pj Gubernur Nana soal Ajakan Andika Bersalaman Dicuekin, Kaki Wartawan Ditarik Ajudan Hingga Jatuh
Akibat kejadian itu, kaki kiri dan bahu kirinya terasa sakit terlebih kakinya pernah cidera bagian paha kirinya masih terpasang pen.
Seorang wartawan media online nasional di Kota Semarang bernama Wisnu Kusuma (30) mendapat perlakuan tidak enak dari ajudan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana. Peristiwa bermula saat Wisnu meminta konfirmasi kepada Nana Sudjana usai menghadiri acara di Patra Hotel di Semarang, Kamis (27/9).
Saat sedang meminta tanggapan terkait viralnya Nana enggan salaman dengan Andika Perkasa dan kasus perundungan PPDS Undip. Tiba-tiba kaki kirinya ditarik oleh ajudan tersebut.
- Pj Gubernur Ini Bicara Beratnya jadi PNS Ketimbang Pengusaha: Gaji Rendah, Wajib Apel & Diomeli Atasan
- Pemprov Jateng Minta Maaf Ulah Ajudan Pj Gubernur Nana Sudjana Tarik Kaki Wartawan Hingga Terjatuh
- Murka Pj Gubernur Riau, Jalan Baru Diaspal Digali PDAM
- Curhat Heru Budi ke AHY: Bebannya Berat Pak Menteri, Banjir Semata Kaki Disalahin Pj Gubernurnya
"Saya lagi tanya biasa, terus tiba-tiba kaki kiri saya ditarik, saya sampai jatuh terjengkang karena posisinya lagi berdiri di tangga. Itu lumayan tinggi," kata Wisnu, Kamis (26/9).
Akibat kejadian itu, kaki kiri dan bahu kirinya terasa sakit terlebih kakinya pernah cidera bagian paha kirinya masih terpasang pen.
"Sakit di kaki dan bahu, soalnya ada pen-nya. Ini juga jalannya masih pincang sulit," ungkapnya.
Wisnu mengaku, Pj Nana langsung meminta maaf namun langsung berlalu masuk ke mobilnya.
"Pj memang minta maaf, tapi sudah gitu saja langsung minta maaf," jelasnya.
Ajudan tersebut juga awalnya tidak mau meminta maaf. Namun ia akhirnya meminta maaf setelah diteriaki awak media.
Sebelum insiden itu, salah satu wartawan media cetak perempuan mengaku sempat mendengar percakapan antara ajudan tersebut dengan rekannya sesama ajudan. Perbincangan itu terdengar ketika saat sama-sama wawancara.
"Aku sempat denger tadi ajudannya bilang, ini orang nanya terus, aku tarik sekalian," kata wartawan perempuan itu.
Peristiwa represif yang dilakukan oleh ajudan Nana kepada awak media bukan sekali dua kali terjadi. Ajudan Nana kerap menghalang halangi wartawan yang ingin wawancara, mulai dari disikut, ditarik-tarik, dicubit, atau didorong-dorong.