TB Hasanuddin: Memalukan penyelundup narkoba dibela mati-matian
Hasanuddin meminta pemerintah Indonesia tidak takut dengan tekanan dari Australia.
Pemerintah Australia terus mendesak Presiden Joko widodo untuk membatalkan eksekusi mati dua warga negaranya Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang menjadi jaringan bandar narkoba 'Bali Nine'. Tidak hanya Australia, Sekjen PBB Ban Ki-Moon juga mendesak pemerintah Indonesia untuk membatalkannya.
Anggota Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin mengatakan untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara, Kementerian Luar Negeri harus bersikap tegas kepada PBB dengan cara menolak permohonan pembatalan eksekusi mati.
"Ini masalah kedaulatan negara. Kita sudah diskusikan dengan Komisi I dan Kemenlu pas RDP kemarin. Di situ sikap pemerintah harus tegas dalam melindungi bangsa dalam konteks memberantas narkoba," katanya di Gedung DPR, Selasa (17/2).
Hasanuddin melanjutkan, sebagai lembaga dunia, PBB seharusnya mendukung Indonesia dalam memberantas narkoba. Menurutnya, dengan melakukan eksekusi mati maka akan membuat para bandar jera mengedarkan narkoba di Indonesia.
"Memalukan juga kalau penyelundup narkoba dibela mati-matian. Negara dapat apa? Saya juga melihat penolakan pembatalan eksekusi mati itu sikap pemerintahnya bukan warga Australia," cetus dia.
Terkait kritik Australia yang membandingkan vonis terhadap pelaku terorisme yang tidak dihukum mati, Hasanuddin meminta pemerintah Indonesia juga tegas terhadap para terpidana teroris.
"Mereka mengatakan kenapa kok bom Bali enggak dibunuh semua, kita enggak bisa bandingkan teroris dan narkoba. Kalau teroris kan ideologi, narkoba kan bisnis. Itu urusan hakim, bukan eksekutif, legislatif," tandasnya.