Tedjo dicopot, Komisi Yudisial khawatir mediasi dengan Sarpin batal
KY akan membuka komunikasi dengan Luhut Panjaitan yang dipilih Presiden Joko Widodo menggantikan Tedjo Edhy.
Komisioner Komisi Yudisial (KY) Imam Anshori Saleh mengkhawatirkan reshuffle Menko Polhukam, Tedjo Edhy Purdijanto mempengaruhi proses mediasi dengan Hakim Sarpin Rizaldi. Hal itu terkait penetapan tersangka Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki dan Komisioner KY Taufiqurahman Sauri atas kasus pencemaran nama baik Hakim Sarpin Rizaldi.
"Jadi Pak Tedjo itu yang sudah berbaik hati melakukan inisiasi untuk mediasi tiba-tiba diganti ya," kata Imam di Gedung Komisi Yudisial, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (13/8).
Menurutnya, KY akan membuka komunikasi dengan Luhut Panjaitan yang dipilih Presiden Joko Widodo menggantikan Tedjo Edhy. Sebab, KY takut pemerintah abai terhadap komitmen mendamaikan keduanya.
"Paling tidak mengingatkan komitmen awal pemerintah untuk memediasi itu. Syukur-syukur kalau Pak Tedjo sudah menyampaikan itu juga," tuturnya.
Sejauh ini menurut Imam, permasalahan Hakim Sarpin dengan KY sudah dilimpahkan ke Kejaksaan. Meski KY tetap berharap Hakim Sarpin mencabut pengaduannya, namun KY juga menyerahkan sepenuhnya masalah ini pada Kejaksaan.
"Pemerintah kan ingin memediasi, mudah-mudahan di Kejaksaan nanti itu goal-nya, tercapai mediasi itu," terangnya.
Imam berharap permasalahan yang menyangkut dua Komisioner KY bisa segera selesai. Dia yakin pemerintah tahu kepentingan masyarakat banyak terhadap fungsi pengawasan sebagai peran KY yang harus dijalankan.
"Karena kalau berlanjut ini saya khawatir menjadi preseden yang buruk. Setiap ada kita melakukan tugas seperti itu bisa diadukan dan menjadi tersangka," tutupnya.