Dukungan Terbuka Prabowo, Elektabilitas Luthfi-Taj Yasin Stagnan & Merosotnya Pamor Jokowi di Jateng
Dukungan terbuka Presiden Prabowo Subianto terhadap pasangan calon Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng yang disampaikan dalam sebuah video menuai polemik.
Dukungan terbuka Presiden Prabowo Subianto terhadap pasangan calon Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng yang disampaikan dalam sebuah video menuai polemik di masyarakat. Dalam video itu, Presiden ke-7 RI itu mengajak warga Jateng untuk memilih Luthfi-Yasin.
Tak cuma itu, dalam video tersebut Prabowo yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra membeberkan pengalaman mantan Kapolda dan Wakil Gubernur Jateng itu yang dinilainya telah berkontribusi positif untuk Jawa Tengah.
Direktur Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti menilai, dukungan terbuka yang dilakukan Prabowo tersebut tentu memantik perdebatan yang cukup Panjang. Salah satunya apakah dukungan terbuka itu melanggar atau tidak.
"Kalau pendekatannya hukum ya bisa ya bisa tidak. Tapi sejauh tindakan itu dilakukan: Pertama, tidak menggunakan fasilitas negara. Kedua, dilakukan tidak pada hari kerja atau yang bersangkutan sedang cuti berat kemungkinan ada pelanggaran secara hukum yang dilakukan pak Prabowo," kata Ray kepada merdeka.com, Sabtu (11/16/2024).
Ray menilai, dukungan terbuka Prabowo terhadap Luthfi-Yasin sesungguhnya menggambarkan situasi yang tengah terjadi di Jawa Tengah. Pertama, menurutnya, menunjukkan merosot atau stagnannya elektabilitas pasangan calon yang didukung koalisi parpol pendukung Prabowo di pemerintahan itu.
"Padahal sebelumnya ketika mereka mendaftarkan diri ke KPUD, elektabilitas mereka cukup tinggi sudah hampir di angka 50 persen, pesaing mereka setengahnya pun belum sampai. Sekarang dalam setidaknya dua survei menyebut dua paslon di Jateng ini sudah 50:50, beda di antara mereka hanya ada di margin error," katanya.
"Artinya dapat kita baca suara dari pak Luthfi stagnan kalau enggak disebut menurun, sementara pesaingnya merangkak naik namun kenaikannya ga signifikan alias lambat," lanjutnya.
Karenanya, di tengah merosot atau stagnannya elektabilitas tersebut, salah satu langkah yang bisa dilakukan Luthfi-Yasin adalah merapat ke Prabowo. Oleh karena itu, Prabowo kemudian menyatakan mendukung melalui video kepada pasangan tersebut.
"Nah dengan asosiasi yang dekat itu diharapkan pemilih Jawa Tengah tak ragu lagi untuk segera memilih pasangan pak Luthfi-Taj Yassin. Itu indicator pertama," katanya.
Ray juga menilai, merosotnya atau mandeknya elektabilitas Luthfi-Yasin menunjukkan wibawa dan pengaruh Jokowi di Jateng semakin merosot. Sebab, bagaimana pun Luthfi lebih dekat diasosiakan kepada Jokowi ketimbang Prabowo, meskipun diusung oleh Partai Gerindra.
"Orang lebih kenal pak Luthfi adalah orangnya pak Jokowi bukan orangnya pak Prabowo. Dengan mandek atau kelihatan merosotnya elektabilitas Luthfi-Yasin itu mengindikasikan juga pamor dan pengaruh Pak Jokowi di Solo, Jateng umumnya, hari demi hari merosot," jelasnya.
Dia juga mempertanyakan apakah sikap Prabowo mendukung secara terbuka Luthfi-Yasin tidak akan menimbulkan kecemburuan di kalangan Gerindra. Sebab, Luthfi-Yasin bukanlah orang Gerindra, tapi orang yang didukung oleh Gerindra.
Menurutnya, pertanyaan yang akan muncul adalah bagaimana dengan pasangan calon kepala daerah yang berasal dari kader Gerindra sendiri, apakah akan diendorse juga oleh Prabowo atau tidak.
"Mungkin pertanyaan itu bisa muncul di kalangan orang-orang Gerindra sendiri, 'loh kok pasangan yang bukan orang Gerindra diendorse tapi yang orang Gerindra sendiri sebagaimana kita ketahui sendiri sampai saat ini belum ada pasangan selain dari Luthfi-Taj Yasin yang diendorse oleh pak Prabowo," katanya.
Dia menilai, dukungan terbuka Prabowo terhadap Luthfi-Yasin akan menjadi hambatan bagi Prabowo di masa yang akan datang. Sebab, jika nantinya Luthfi-Yasin kalah tentu saja pasangan Andika-Hendrar sebagai pemenang tidak akan ragu-ragu menyatakan berbeda dengan Prabowo dan pemerintahannya.
Menurutnya, Andika-Hendrar bisa saja nanti berdalih bukanlah orang Prabowo karena tak didukung di Pilkada dan melawan pasangan yang didukung Presiden RI itu. Hal itu tentu saja akan berakibat pada sulitnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan kepala daerah di Jateng.
"Oleh karena itu pilihan yang terbaik buat Pak Prabowo adalah menjadi semacam pengayom bagi semua pilkada di daerah. Dengan begitu yang terpilih adalah orang-orang yang dapat diharapkan loyalitasnya kepada pemerintahan pak Prabowo," katanya.