Prabowo Blak-blakan Dukung Luthfi-Yasin, Pemilu lalu Diminta Jadi Pelajaran
Presiden Prabowo Subianto secara terbuka mendukung pasangan calon Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng.
Presiden Prabowo Subianto secara terbuka mendukung pasangan calon Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng. Dukungan yang disampaikan dalam sebuah video itu pun menuai polemik di masyarakat. Dalam video itu, Presiden ke-7 RI itu mengajak warga Jateng untuk memilih Luthfi-Yasin.
Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro menilai, apa yang terjadi di Pemilu pada Februari 2024 lalu seharusnya menjadi pembelajaran agar tak terjadi lagi di Pilkada serentak November 2024 ini. Dia menyoroti sejumlah pelanggaran yang terjadi pada Pemilu Februari lalu yang menciderai demokrasi. Salah satunya mengakali putusan MK soal syarat cawapres.
"Tentu pemilu serentak yang sudah dilakukan Februari kemarin harusnya memberikan suatu pembelajaran, agar pilkadanya enggak lagi mengulang distorsi dan pelanggaran yang sudah-sudah. Tutup buku kita mestinya, putus mata rantainya mestinya sebagai bangsa yang besar berada. Karena mestinya pilkadanya ini mengacu pada nilai-nilai Pancasila. Katanya kita harus berpancasila," katanya kepada merdeka.com, Sabtu (16/11/2024).
Dia mengatakan cawe-cawe atau intervensi politik dari pimpinan negeri harusnya dihentikan. Jangan sampai cawe-cawe politik Jokowi saat menjadi Presiden di Pemilu kemarin kembali terjadi di era Prabowo sekarang.
"Kan waktu itu sampai muncul istilah anak haram konstitusi, sampai muncul dirty election dll," katanya.
Menurutnya, pejabat negeri tak perlu dukung mendukung dan memihak calon kepala daerah tertentu di Pilkada. Dukung mendukung ke calon di Pilkada cukup dilakukan oleh partai politik saja.
"Partainya juga kan banyak banget itu (yang mendukung Luthfi-Yasin) plus-plus gitu kan. Dukung saja melalui partai, belum lagi masih ada relawan-relawan, macam-macam lah. Jadi menurut saya parpolnya sudah besar, relawannya juga luar biasa, apa masih enggak cukup juga?," jelasnya.
"Ini kan kompetisi. Esensi dari pilkada maupun pilpres itu adalah kompetisi kontestasi. Maka kompetisi kontestasi itu yang dihadirkan. Untuk apa? Untuk melakukan perbaikan termasuk mengoreksi kepemimpinan sebelumnya menuju yang lebih baik," lanjutnya.