Temu tokoh agama di Palembang panas karena ISIS disebut teroris
Situasi makin memanas setelah sejumlah tokoh agama lain turut berkomentar. Suasana mereda setelah suara azan.
Pertemuan tokoh agama di Palembang untuk membahas langkah yang diambil terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang difasilitasi Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sumsel, Jumat (8/8), sempat 'chaos'. Alhasil, sejumlah perwakilan tokoh agama yang tadinya hadir, berangsur keluar ruangan.
Forum tersebut dihadiri sejumlah tokoh agama di Sumsel, seperti dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Umat Islam (FUI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Walubi, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), dan sejumlah tokoh agama dan organisasi keagamaan lain.
Situasi ini berawal dari pernyataan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Sumsel KH Buya Thohlon Abdul Rauf bahwa ISIS adalah teroris dan hanya warga negara Indonesia yang gila saja jadi pengikut ISIS.
Pernyataan tersebut ternyata mengundang emosi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sodikun. Bahkan Sodikun sempat mengacungkan tangannya ke muka Thohlon.
Menurut Sodikun, tidak ada yang berhak menyatakan organisasi ISIS adalah teroris. Sebab, kata dia, ISIS perlu dikaji secara mendalam tentang ajaran dan tujuannya.
"Kepada anjing saja kita ada adab. Tidak bisa kita sebut orang itu gila hanya karena ISIS apalagi sesama muslim," ungkap Sodikun.
Penolakan yang sama juga diutarakan Ketua FUI Sumsel Umar Said. Ditegaskannya, terlalu dini menyatakan ISIS adalah teroris. Bisa jadi, kata dia, isu ini diprovokasi oleh negara tertentu untuk menghancurkan Islam. Umar Said pun langsung keluar setelah menyampaikan sikap.
Situasi makin memanas setelah sejumlah tokoh agama lain turut berkomentar. Suasana mereda setelah suara azan berkumandang. Setelah dilanjutkan, pertemuan itu pun akhirnya memutuskan sejumlah poin, salah satunya menolak setiap aksi kekerasan terhadap agama.