Temuan Polio di Aceh, Pemerintah Bakal Gelar Imunisasi Massal
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menetapkan temuan Polio sebagai Kejadian Luar Biasa. Penetapan Kejadian Luar Biasa penyakit Polio karena virus ini telah dinyatakan telah dieradikasi sebelumnya.
Pemerintah mengambil respons cepat untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio. Telah ditemukan satu kasus penyakit Polio di Pidie, Aceh.
Untuk itu, pemerintah akan menggelar imunisasi massal di Pidie pada 28 November.
-
Apa itu penyakit polio? Polio, atau poliomyelitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik, yang dapat mengakibatkan kelumpuhan pada otot, baik yang bersifat sementara maupun permanen.
-
Bagaimana cara mencegah polio? Cara paling efektif untuk mencegah polio bagi anak-anak adalah dengan memberikan vaksin polio.
-
Apa itu polio? Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio dan bisa menyebabkan kelumpuhan permanen pada anak-anak.
-
Kapan gejala polio muncul? Gejala polio ini muncul dalam waktu 1 minggu setelah terinfeksi.
-
Bagaimana cara penularan polio? Polio, atau poliomyelitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini dapat merusak sistem saraf pusat dan menyebabkan nyeri serta kelumpuhan otot. Berikut adalah cara penularan polio: Kontak Langsung: Virus polio dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja orang yang terinfeksi. Ini adalah cara penularan utama, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk.Rute Fekal-Oral: Penularan juga bisa terjadi melalui rute fekal-oral, yaitu ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan virus polio dari tinja. Percikan Ludah: Meskipun lebih jarang, virus polio juga bisa menyebar melalui percikan ludah saat orang yang terinfeksi bersin atau batuk.Makanan atau Minuman Terkontaminasi: Penularan dapat terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi dengan virus polio. Virus polio masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus, dan kemudian dapat memasuki aliran darah dan sistem saraf pusat. Di sana, virus dapat menyebabkan kerusakan yang mengakibatkan lemahnya otot dan, dalam kasus yang parah, kelumpuhan.
"Kita rencanakan di Pidie tanggal 28 November kabupaten Pidie kita harapkan selesai dalam seminggu," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu saat konferensi pers daring, Sabtu (19/11).
Karena temuan Polio terjadi Aceh, pemerintah juga akan melakukan imunisasi massal di seluruh Kabupaten/Kota di Aceh mulai 5 Desember 2022.
"Tanggal 5 seluruh Kabupaten/Kota (imunisasi) di seluruh wilayah Aceh," ujar Maxi.
Selain imunisasi massal, pemerintah juga akan meningkatkan kembali imunisasi Polio rutin di seluruh Indonesia. Sebab saat ini catatan Kemenkes, 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Indonesia beresiko tinggi Polio karena imunisasi yang rendah.
Selain melakukan imunisasi, pemerintah juga melakukan pemantauan di fasilitas kesehatan seluruh Indonesia. Dikhawatirkan masih ada kasus Polio pada anak di bawah 15 tahun yang belum dilaporkan.
"Di samping mempersiapkan ini kita melakukan surveillance yang aktif ke faskes untuk melihat jangan-jangan ada yang belum terlaporkan untuk melihat anak-anak di bawah 15 tahun mengalami flaccid (lumpuh) secara mendadak," ujar Maxi.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menetapkan temuan Polio sebagai Kejadian Luar Biasa. Penetapan Kejadian Luar Biasa penyakit Polio karena virus ini telah dinyatakan telah dieradikasi sebelumnya.
Tetapi tahun 2022 ini, Indonesia kembali ditemukan satu pasien Polio di Provinsi Aceh.
"Setiap penemuan setiap satu kasus Polio merupakan suatu kejadian luar biasa," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu saat konferensi pers daring, Sabtu (19/11).
Maxi menjelaskan, cakupan imunisasi Polio dalam beberapa tahun terakhir rendah. Imunisasi Polio baik Polio tetes (OPV) dan Polio suntik (IPV) mengalami penurunan.
Pada 2021 terjadi penurunan imunisasi OPV4 menjadi 80,2 persen dibanding dari tahun sebelumnya. Namun, untuk vaksinasi IPV terjadi kenaikan menjadi 66,2 persen dari tahun sebelumnya 37,7 persen.
Hanya saja, tingkat imunisasi tidak merata. Ada 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota yang masuk kategori resiko tinggi Polio karena tingkat imunisasi rendah.
"Indonesia akhirnya high risk terjadi KLB polio," ujar Maxi.
(mdk/rhm)