Terduga Pelaku Penusukan Sandy Permana Pemain Sinetron 'Mak Lampir' Ternyata Teman Sendiri
Selain memiliki usaha sendiri, Sandy Permana juga berencana akan kembali syuting sinetron pada akhir Januari 2025.
Sandy Permana (46), aktor sinetron drama kolosal yang tewas ditikam di Perumahan TNI/Polri, Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah pernah menjadi calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Hanura.
Namun korban yang bertarung di dapil 1 Kabupaten Bekasi pada Pileg 2024 kemarin tidak terpilih kembali. Korban pun memutuskan untuk meneruskan usahanya yakni ternak ayam dan berjualan bakso.
- Ingat Encuy Pemain Sinetron Dunia Terbalik, Begini Kehidupannya Sangat Sederhana
- Kembaran dengan Keluarga, Intip Penampilan Sederet Pemain Bidadari Surgamu di Momen Lebaran
- Wafat di Usia 51 Tahun, Simak Jejak Karier Sopyan Dado Pemain Sinetron Tukang Ojek Pengkolan dan Bajaj Bajuri
- Jadi Ibunda Julian di Sinetron 'Di Antara Dua Cinta', Ini Potret Kebersamaan Nessa Sadin dan Pemain Lainnya
"Dia (korban) sempat nyalon anggota dewan, terus dia juga pernah syuting juga kan, jadi orang-orang sudah tahu dia," kata Amelia (41), kakak ipar korban saat ditemui di rumah duka, Minggu (12/1).
Amelia mengatakan, selain memiliki usaha sendiri, korban juga berencana akan kembali syuting sinetron pada akhir Januari 2025.
"Ini (korban) usahanya pentol bakso, terus dia ternak ayam, dia rencana akhir bulan ini mau syuting, balik suting lagi, tapi yaudah Allah berkendak lain kayak gini," ucapnya.
Terduga Pelaku Tetangga Korban
Amelia dan keluarganya masih tak percaya jika korban tewas dengan cara yang tak wajar. Terlebih lagi, kata dia, terduga pelaku merupakan tetangga korban.
"Pas kejadian pagi itu juga kita enggak percaya, kok bisa gitu ya, dan yang nusuk itu temannya sendiri, tetangga kita, awalnya saya enggak tahu, kita kira ada maling atau apa gitu ya," ungkapnya.
Di mata keluarga dan lingkungannya, korban yang merupakan aktor sinetron berjudul Misteri Gunung Merapi itu dikenal sebagai sosok yang dermawan serta berjiwa sosial tinggi. Korban juga suka menolong orang yang membutuhkan bantuan.
"Alhamdulillah, di mata keluarga adik ipar saya (korban) supel, bergaul terus orangnya sangat ramah, semua orang di sini pada tahu dia, orangnya emang supel bangat, suka menolong orang," katanya.
Meninggalkan Satu Istri dan Tiga Anak
Almarhum Sandy Permana meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yang masih berusia dua tahun, empat tahun dan enam tahun. Pihak keluarga berharap pelaku segera tertangkap dan dihukum seberat-beratnya.
"Saya dan istri korban pasti mintanya hukum seberat-beratnya, karena dari kasus ini kami juga nggak pernah jahat sama orang, pokoknya diusut sampai tuntas," tandasnya.
Kronologi Pembunuhan Sandy Permana
Pemain sinetron drama kolosal Sandy Permana (46) tewas setelah ditikam oleh seseorang di Perumahan TNI/Polri, RT05 RW08 Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Minggu (12/1) pagi. Korban tewas setelah ditikam menggunakan senjata tajam.
Korban yang berperan sebagai Arya Soma dalam sinetron berjudul Misteri Gunung Merapi itu diduga tewas karena kehabisan darah. Jasad korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk kepentingan penyelidikan.
Ketua RT05 Sudarmaji mengatakan, peristiwa penikaman tersebut terjadi sekira pukul 07.30 WIB. Saat itu korban yang mengendarai sepeda listrik hendak ke rumahnya usai memberi pakan ternak dihampiri oleh terduga pelaku.
Korban tiba-tiba ditikam menggunakan senjata tajam hingga mengalami luka-luka. Sementara pelaku langsung melarikan diri.
"Ada warga dari RT lain yang mengetahui kejadian itu (penikaman), korban dan pelaku saling mengenal," katanya.
Sudarmaji mengatakan, sebelum peristiwa penikaman hingga berujung korban tewas, sempat ada rapat warga di lingkungan korban. Saat itu terjadi perdebatan antara korban dan terduga pelaku.
"Kita ada kegiatan lingkungan, rapat warga, di situ terjadi perdebatan, dan dari perdebatan itu membuat korban tidak senang dan berencana memberikan somasi kepada tersangka, dugaan dendam pribadi," ungkapnya.
Sudarmaji tidak mengetahui pasti luka-luka pada jasad korban yang disebabkan tikaman senjata tajam. Namun dari informasi yang dia terima, korban mengalami luka tusukan di bagian pinggang, pipi, kepala dan leher.