Terduga teroris Poso yang tewas menguasai 3 bahasa asing
Ponda juga dikenal sebagai sosok pendiam dan cerdas.
Fonda Amar Solikhin alias Ponda alias Dodo (22) terduga teroris yang tewas dalam kontak senjata beberapa waktu lalu, dikenal keluarga sebagai sosok yang menguasai beberapa bahasa.
"Kami tidak tahu kalau Ponda ini paham IT seperti sejumlah pemberitaan, tetapi yang kami tahu, dia bisa sejumlah bahasa selain bahasa Indonesia, seperi Arab, Mandarin, dan Inggris," kata Musaibah (37), ibu Fonda di Palu kepada Antara, Senin (8/3).
Lebih jauh Musaibah memaparkan, dalam keseharian Fonda di mata keluarga merupakan sosok yang sangat baik dan pendiam dan dikenal sebagai anak yang sangat cerdas, meski masih berusia muda.
"Dia sudah bisa menjadi amir (pemimpin) bagi kami, menjadi penanggung jawab bagi ibu dan lima adiknya, dan nyaris anaknya tidak pernah marah," beber Musaibah.
Dari informasi yang dihimpun, Fonda merupakan alumni salah satu pondok pesantren di wilayah Jawa, merupakan penghafal Al Quran. Lulus dari Ponpes, berusaha mencari kerja sambil membantu usaha sang ayah.
Sebelumnya, Fonda hilang kontak dengan keluarga sebelum penangkapan ayahnya, Joko Jihad, oleh Densus 88 akhir tahun 2012.
"Saat abinya ditangkap, dia sudah pergi dari rumah," kata Musaibah.
Pihak keluarga terakhir kali mengetahui kalau Fonda masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan akhirnya ada pemberitaan di sejumlah media kalau Fonda alias Dodo tewas dalam aksi baku tembak dengan aparat keamanan.
Pihak keluarga meminta Polda Sulawesi Tengah untuk menyerahkan secepatnya jenazah Ponda. Karena sampai saat ini belum ada kepastian dari Polda Sulteng kapan Jenazah Ponda akan dipulangkan.
Pihak keluarga berharap hal itu cepat terlaksana berhubung keinginan keluarga untuk memakamkan jenazah Ponda di daerah kelahirannya di Solo.
""Alasan yang disampaikan Polda melalui TPM, untuk menunggu pergantian Kapolda baru diangap tidak rasional," Musaibah.