Terenyuh lihat Humaida, bupati Kukar ingat mendiang ayahnya Syaukani
Terenyuh lihat Humaida, bupati Kukar ingat mendiang ayahnya Syaukani. Rita mengajak semua pihak yang berezeki membantu meringankan beban keluarga Humaida. "Mudah-mudahan tidak hanya kami yang membantu, sehingga bisa mengurangi beban keluarga," katanya.
Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, mendatangi RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda. Dia ingin membesuk Humaida (46), warga yang menderita lumpuh hampir 5 tahun 7 bulan.
Setibanya di kamar perawatan Humaida di ruang Edelweis 6 kira-kira pukul 10.15 WITA, Rita merasa terkejut. Sakit yang diderita Humaida, mengingatkan dirinya pada mendiang sang ayah, Syaukani Hasan Rais.
"Kalau saya lihat mirip Bapak saya, hipoksia atau kekurangan oksigen di kepala sehingga semuanya tidak sadar," kata Rita kepada wartawan usai menjenguk Humaida, Selasa (8/11).
Kedatangan Rita disambut anak Humaida, Ahmad Januar As Asri (25). Rita sempat berbincang bersama Januar, dokter dan perawat yang menangani Humaida selama dalam perawatan. Dia begitu terharu melihat perjuangan Humaida.
"Saya sebagai perempuan sangat terharu ya, karena habis melahirkan anak beliau (Humaida) kan? Mudah-mudahan beliau diberi kekuatan, dan rumah sakit melakukan hal luar biasa untuk berupaya menyembuhkannya," ujar Rita yang juga ketua DPD I Partai Golkar Kaltim itu.
Dalam kesempatan itu, Rita juga mengajak semua pihak yang berezeki membantu meringankan beban keluarga Humaida. "Mudah-mudahan tidak hanya kami yang membantu, sehingga bisa mengurangi beban keluarga. Kami mengajak semua yang berezeki untuk membantu. Karena yang saya dengar bahwa bapaknya itu menjual semuanya untuk kesembuhan istrinya. Bahkan sempat menuliskan surat minta istrinya disuntik mati," terang Rita.
"Itu yang buat saya kaget karena saking frustasinya seorang suami menjaga istrinya yang tidak sembuh-sembuh. Mudah-mudahan kita yang berezeki bisa membantu semampunya," tambahnya lagi.
Penjelasan dokter, kata Rita, semua mungkin saja terjadi apabila Allah berkehendak.
"Saya bukan dokter ya, tapi segala sesuatu ada kemungkinan. Jadi tidak ada yang tidak mungkin, atas izin Allah bisa sembuh. Memang harus banyak terapi yang dilakukan, semua kembali kepada Allah SWT," ucapnya optimis.
Sementara, Januar As Ari, juga tidak menyangka ibunya dijenguk Rita. Dalam perbincangannya, Rita memintanya untuk bersabar merawat sang ibu, yang terbaring tidak berdaya di ranjang perawatan.
"Iya, ibu Rita datang menjenguk, lantas berpesan agar saya terus bersabar, berupaya dan berdoa, agar ibu bisa disembuhkan. Saya memang sendirian di ruangan perawatan ibu, karena bapak saya pulang ke Paser," kata Januar.
Diketahui, organ tubuh Humaida mengalami kaku hingga kelumpuhan sejak 2011 lalu pascakelahiran anak kelimanya, di klinik milik DPD Muhammadiyah di kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Padahal, empat anak sebelumnya lahir normal. Dari klinik itu, Humaida dirawat di RSUD Panglima Sebaya Paser dan ke RSUD Kanujoso Balikpapan, hingga akhirnya dirawat kembali ke RSUD Panglima Sebaya 5 tahun terakhir ini, berbekal surat keterangan tidak mampu (SKTM).
Keluarga sempat putus asa lantaran Humaida tidak mendapatkan perawatan maksimal dan berniat untuk mengajukan suntik mati atau eutanasia, kepada Mahkamah Agung. Namun keinginan itu diurungkan lantaran Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, menjamin pengobatan dan meminta Humaida dirawat di RSUD Abdul Wahab Syachranie, sebagai salah satu rumah sakit rujukan nasional.