Terjadi Lonjakan Pasien, Beberapa RS di Yogyakarta Sempat Tutup Layanan IGD
Direktur RS Panti Rapih Triputro Nugroho mengatakan sejak 26 Juni lalu, IGD di Panti Rapih mengalami lonjakan pasien. Lonjakan jumlah pasien ini disebut melebihi kapasitas IGD dan ruang rawat inap.
Sejumlah rumah sakit di Yogyakarta mengalami gangguan pelayanan karena kewalahan melayani pasien. Karena kewalahan melayani pasien, pelayanan IGD di sejumlah rumah sakit pun terpaksa ditutup sementara.
Penutupan layanan IGD ini sempat ramai diunggah di media sosial. Beberapa rumah sakit yang menutup layanan IGD-nya adalah RS Panti Rapih Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
-
Di mana rumah sakit yang diperintahkan untuk dikosongkan berada? Pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Senin di wilayah Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Senin.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana cara rumah sakit memindahkan pasiennya? Pihak rumah sakit akhirnya terpaksa memindahkan pasiennya termasuk mereka yang sedang dirawat di ICU, bayi-bayi di inkubator ke fasilitas lain karena mereka takut terjadi pertumpahan darah di sekitar rumah sakit.
-
Siapa yang sedang dirawat di rumah sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang terjadi pada gadis di rumah sakit itu? Seorang perempuan berusia 34 tahun di China - yang dibawa ke rumah sakit jiwa ketika berusia 20 tahun - tetap dikurung selama 14 tahun setelah dia sembuh karena keluarganya menolak membebaskannya.
Direktur RS Panti Rapih Triputro Nugroho mengatakan sejak 26 Juni lalu, IGD di Panti Rapih mengalami lonjakan pasien. Lonjakan jumlah pasien ini disebut melebihi kapasitas IGD dan ruang rawat inap.
Triputro menuturkan untuk memberikan layanan maksimal kepada pasien, pihaknya pun memutuskan untuk menutup sementara layanan IGD karena kapasitas pasien overload dan keterbatasan tenaga kesehatan.
"Tanggal 26 Juni kapasitas ruang rawat inap dan IGD sudah melebihi kapasitas dan crowded. Ada 12 hingga 13 pasien yang menumpuk di IGD. Kami ingin melayani pasien tetapi di sisi lain tenaga kesehatan kami terbatas," ujar Triputro dalam jumpa pers daring, Senin (28/6).
"Lalu kita lakukan pengaturan. Kita tidak menerima (pasien) sementara. Fokus pada pasien kami yang ada di IGD. Istilahnya buka tutup," sambung Triputro.
Triputro menuturkan jika layanan IGD kembali dibuka pada 27 Juni. Di 27 Juni ini IGD Panti Rapih kembali melayani pasien.
Sedangkan Kepala RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Muhammad Komarudin mengakui bahwa memang pihaknya menutup sementara layanan IGD. Hal ini karena ada tumpukan pasien Covid-19 di IGD dan belum bisa masuk ke ruang isolasi.
Komarudin menjabarkan bahwa selain itu adapula permasalahan tentang tenaga kesehatan. Komarudin menuturkan sedikitnya 20 tenaga kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta terpapar Covid-19.
Untuk mengatasi masalah ini, RS PKU Muhammadiyah pun melakukan sejumlah antisipasi. Di antaranya dengan menambah ruang rawat inap.
"Ruang vaksinasi Covid-19 kita pindah di luar rumah sakit. Ruang vaksinasi ini kita siapkan untuk UGD pasien Covid-19. Saya hitung ruangan ini cukup untuk 12 pasien, ini untuk antisipasi bila terjadi penumpukan," terang Komarudin.
Baca juga:
Pembeli Tabung Oksigen Meningkat di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19
TNI Kirim 176 Perwira Nakes ke 3 Lokasi Penanganan Covid-19 di Jakarta
Penyebaran Corona pada Anak di Bali Meningkat Jadi 5.127 Kasus
Pemerintah Punya Tunggakan Rp2,56 T ke 909 Rumah Sakit Rujukan Covid-19
27 Hari Isolasi Mandiri, Gubernur Aceh Nova Iriansyah Sembuh dari Covid-19
Pemprov DKI: Keterpakaian Tempat Tidur Isolasi 93 Persen dan ICU 87 Persen
Covid-19 Melonjak, Pasar Tradisional Terapkan Pembatasan Aktivitas