Terkendala pembebasan lahan, proyek Tol Soker terancam molor
Proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker), khususnya ruas Solo-Ngawi yang ditargetkan beroperasi tahun 2017, terancam molor. Sejumlah kendala di antaranya pembebasan lahan hingga saat ini belum menemukan solusi.
Proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker), khususnya ruas Solo-Ngawi yang ditargetkan beroperasi tahun 2017, terancam molor. Sejumlah kendala di antaranya pembebasan lahan hingga saat ini belum menemukan solusi.
Selain pembebasan lahan yang belum rampung, kondisi cuaca juga membuat pengerjaan proyek terhambat. Hingga saat ini progres pembangunan tol mencapai 95 persen untuk ruas Solo-Karanganyar, 76 persen untuk ruas Karanganyar-Mantingan dan untuk ruas Mantingan-Ngawi baru mencapai 55 persen.
Direktur PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) selaku pelaksana proyek, David Wijayatno mengatakan sejumlah lahan yang masih belum dibebaskan berada di wilayah Jawa Timur. Dia menargetkan pembebasan bisa dirampungkan maksimal bulan Mei agar pengerjaan proyek tidak molor.
"Mei semua pembebasan lahan harus selesai. Kalau tidak selesai. truk kita tidak bisa masuk ke proyek. Masyarakat melarang truk kita melewati desa. dilarang masyarakat. Kondisi ini yang menghambat progres di Jawa Timur," ujar David di Solo, Kamis (13/4).
Lebih lanjut David menerangkan, untuk wilayah Jawa Tengah pihaknya masih perlu membangun sejumlah overpass sebagai penghubung antar jalan desa. Namun pembangunan overpass masih terkendala regulasi yang berubah.
"Kendalanya karena ada perubahan desain. Kalau dulu ketinggian tanjakannya boleh 10 persen, tapi sekarang harus 5 persen," jelasnya.
Dengan perubahan regulasi tersebut, desain untuk overpass harus ikut berubah. Bentangan menjadi lebih panjang. Dengan panjang bentangan tersebut masyarakat lebih bisa nyaman saat melintas karena tidak terlalu menanjak.
"Konsekuensinya harus ada pengadaan lahan lagi," jelasnya lagi.