Terminal Arjosari mangkrak, Jonan salahkan kuasa pengguna anggaran
Jonan akan melakukan pengecekan siapa yang bertanggung jawab dalam proyek ini.
Pembangunan terminal Arjosari Kota Malang hingga saat ini masih mangkrak, kendati sudah berjalan bertahun-tahun. Pembangunan tersebut merupakan proyek Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan menggunakan dana APBN tahun 2006.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan saat mendapatkan pertanyaan seputar kondisi tersebut mengaku tidak tahu menahu. Pihaknya melihat adanya kesalahan jika sampai berlarut-larut tidak kunjung selesai pembangunanya.
"Kalau bertahun-tahun gitu, sampeyan tulis. Itu berarti KPA-nya (Kuasa Pengguna Anggaran) tidak becus. Masak bangun terminal bertahun-tahun, saya bangun bandara 2 tahun selesai," kata Jonan dengan nada tinggi di sela pemeriksaan persiapan angkutan Lebaran di Malang, Kamis (16/6).
Kendati bagian dari proyek Kemenhub, pihaknya tidak tahu persoalan yang menyebabkan pembangunannya mangkrak. Karena itu, pihaknya akan segera melakukan pengecekan.
"Nggak tahu saya. Coba saya cek, kalau itu kewajiban pemerintah pusat harusnya diselesaikan. Saya nggak tahu kalau Arjosari ini," terangnya.
Kata Jonan, banyak terminal yang dibangun dengan waktu yang terlalu lama. Beberapa memakan waktu 7 tahun atau 5 tahun yang dinilainya terlalu lama.
"Pada umumnya biayanya juga terlau tinggi. Nggak tahu saya, saya belum tahu. Ya sudah nanti saya cek, menurut saya di KPA-nya atau perencanaannya yang kurang pas. Ndak tahu, nanti saya tanyakan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Handi Prasetyo mengungkapkan, bahwa terminal Arjosari memiliki fungsi yang urgent bagi Kota Malang. Otomatis dengan pembangunan yang mangkrak pelayanan dan aktivitas penumpang terganggu.
"Yang dibangun sekarang belum bisa digunakan, belum ditopang dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Akhirnya sampai sekarang memang menggunakan terminal yang lama. Sementara yang baru memang belum siap," ungkap Handi.
Kendala secara teknis, kata Handi, di antaranya belum adanya pagar pembatas, sehingga penumpang bisa langsung masuk ke dalam bus. Hal itu tidak sesuai dengan standarisasi oleh Kemenhub. Selain itu, tidak ada jalur antrean dan papan petunjuk.
"Saya tidak tahu (mangkraknya karena apa). Ini kan bantuan program dari Kementerian. Kami hanya penerima hasil, bukan kita yang melaksanakan," katanya.
Soal Menteri Jonan mengaku tidak tahu dengan proses pembangunan terminan, Handi hanya berprasangka positif, kemungkinan anak buahnya belum memberikan laporan.
Handi sendiri menawarkan pada Jonan untuk meninjau langsung kondisi terminal. Namun karena alasan padatnya kegiatan, Jonan memilih melanjutkan pemeriksaan Bandara Abdul Rachman Saleh dan kemudian terbang menuju Banyuwangi.