Terungkap, Penyebab Kebakaran di Gunung Guntur Akibat Siswa SMP Bakar Alang-Alang
Para bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Para bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Terungkap, Penyebab Kebakaran di Gunung Guntur Akibat Siswa SMP Bakar Alang-Alang
Kebakaran yang terjadi di kawasan Gunung Guntur, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat pada Kamis (7/9), ternyata dipicu aksi 'siduru' atau menghangatkan diri beberapa bocah.
Para bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian Amus mengatakan bahwa penyebab terjadinya kebakaran lahan di blok Tegal Malaka. Langkah tersebut dilakukan setelah polisi melakukan penyelidikan penyebab kebakaran.
"Dalam penyelidikan kami, ada saksi yang mengetahui sekelompok anak yang sempat naik ke titik awal lokasi kebakaran. Atas keterangan tersebut kami lakukan penyelidikan mendalam sampai akhirnya diketahui bahwa kebakaran ini dipicu sekelompok anak-anak," kata Sona saat dihubungi, Sabtu (9/9).
- Siswi SMP di Depok Dibully & Digebuki Murid Sekolah Lain Hingga Tak Berdaya, Dipicu Saling Ejek
- Pukul dan Tendang Siswa SMP di Cilacap, Dua Pelaku Ditahan
- Puluhan Siswa SPN Sambangi Yayasan Aipda Purnomo yang Menampung OGDJ Untuk Menjadi Polisi Baik 'Dilatih Jadi Sosial'
- Tangan Siswi SMKN di Bogor Terjepit Mesin Penggiling Jahe Saat Praktik di Sekolah, Butuh 30 Menit Dievakuasi
Polisi akhirnya memeriksa kelompok anak yang berjumlah tiga orang sempat naik ke kawasan tersebut.
Dari keterangan yang diterima polisi, ketiganya mengaku sempat naik ke Tegal Malaka di hari kejadian kebakaran.
Dalam keterangan yang diterima polisi, ketiga anak itu naik ke kawasan tersebut di pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB.
"Salah satu anak ini sengaja membakar alang-alang yang kering yang tujuannya untuk siduru atau menghangatkan diri karena situasi cuaca saat itu dingin," ujar Sona.
Aksi anak tersebut, menurut Sona, sempat dicegah dua anak lainnya namun tetap dilakukan. Tidak hanya itu, para bocah ternyata mengetahui alang-alang yang dibakar untuk siduru itu meluas, namun memilih untuk turun bukan melakukan upaya pemadaman atau meminta tolong.
"Sampai akhirnya warga yang mengetahui adanya kebakaran di lokasi tersebut sekitar pukul 10.50 WIB, setelah kebakaran sudah betul-betul meluas. TNI-Polri bersama Dinas Pemadam Kebakaran, BPBD, relawan, dan lainnya langsung melakukan upaya pemadaman," kata Sona.
Polisi sudah memanggil sejumlah pihak termasuk pihak sekolah untuk agar kemudian bisa memberikan pendampingan kepada para anak didiknya.
Polisi juga akan kembali mengumpulkan para pihak agar para anak didiknya tidak melakukan aksi serupa dan tidak diikuti oleh yang lainnya.
Kronologi Kebakaran Gunung Guntur
Sebelumnya, kawasan Gunung Guntur, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, Kamis (7/9) mengalami kebakaran. Proses pemadaman yang dilakukan sempat menyebabkan seorang warga mengalami luka karena terperosok ke dalam jurang.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Garut Eded Komara mengatakan bahwa kebakaran yang terjadi di kawasan Gunung Guntur pertama kali diketahui sekitar pukul 10.50. Kawasan yang terbakar diketahui di Blok Tegal Malaka.
“Kebakaran di kawasan Gunung Guntur pertama kali diketahui oleh warga. Kami yang menerima informasi tersebut langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan upaya pemadaman bersama tim dari TNI-Polri dan warga,” kata Eded.
Titik api di lokasi tersebut, menurut Eded akhirnya bisa dipadamkan setelah dilakukan upaya pemadaman selama beberapa jam.
“Alhamdulilah tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun ada seorang warga yang mengalami luka,” ucap Eded.
Titik Api
Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian Amus mengatakan bahwa kawasan yang terbakar di Gunung Guntur mencapai 3 hektar. Saat ini menurutnya memang sudah tidak terlihat titik api di lokasi tersebut, namun pihaknya masih siaga.
“Kami bersama tim dari TNI masih terus memantau di lokasi kejadian kebakaran lahan, karena walau apinya sudah tidak terlihat asapnya masih nampak. Ada kemungkinan apinya tidak terlihat, khususnya di titik yang memang cukup jauh dan tidak bisa dijangkau,” kata Sona.
Dia mengungkapkan bahwa lokasi kebakaran ada yang jaraknya beberapa ratus meter dari salah satu kafe di kawasan tersebut. Namun meski begitu, ia memastikan bahwa lokasi tersebut tidak terdampak.
Korban Luka
Adapun kaitan dengan warga yang luka, Sona menjelaskan bahwa korban diketahui bernama Sidik (47). Dia mengalami luka saat melakukan upaya pemadaman bersama yang lainnya namun kemudian tiba-tiba terpeleset ke jurang sedalam tiga meter.
“Korban melakukan pemadaman menggunakan water bag, pas begitu terpeleset dan jatuh juga sempat masuk ke area lahan yang terbakar. Dampaknya korban mengalami luka bakar di bagian wajah, tangan, dan kaki,” kata Sona.
Dia menyebut bahwa korban sempat dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan, namun karena merasa lukanya biasa saja memilih untuk rawat jalan. Sampai kemudian korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut untuk bisa mendapatkan perawatan intensif.
Luas Lahan Terbakar
Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Dodi kepada wartawan menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi dan menghitung luas lahan yang terbakar. “Luas lahan yang terbakar mencapai 59,24 hektare,” kata Dodi.
Menurut Dodi lahan yang terbakar bukanlah jalur pendakian, tetapi kawasan yang terkenal dengan keindahan alamnya. Jenis tanaman yang terbakar meliputi kaso, alang-alang, kalianda, dan beberapa pohon pinus.
Dengan adanya kejadian tersebut, Dodi menyebut bahwa aktivitas pendakian ke Gunung Guntur tidak ditutup. Namun walau begitu Dodi meminta para pendaki untuk berhati-hati.