Tim Pemakaman Jenazah Covid-19 di OKU Sumsel Kekurangan Personel
Hal ini menghambat proses penguburan jenazah jika terjadi lonjakan kasus warga meninggal dunia akibat terpapar virus corona.
Tim pemakaman COVID-19 Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan kekurangan personel yang hanya berjumlah sembilan orang. Hal ini menghambat proses penguburan jenazah jika terjadi lonjakan kasus warga meninggal dunia akibat terpapar virus corona.
"Seperti saat proses pemakaman jenazah COVID-19 beberapa waktu lalu sempat tertunda selama berjam-jam akibat kekurangan petugas pemakaman," kata Koordinator Pemakaman Jenazah COVID-19 Ogan Komering Ulu (OKU), Darman Safei di Baturaja dilansir Antara, Sabtu (31/7).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Menurut dia, lonjakan kasus COVID-19 meninggal dunia sejak beberapa hari terakhir membuat petugas pemakaman kewalahan melakukan penguburan jenazah karena kekurangan jumlah personel.
Kasus meninggal dunia yang terjadi hampir setiap hari membuat petugas tidak memiliki jeda waktu untuk memakamkan jenazah sesuai standar protokol kesehatan.
Oleh sebab itu, ia mendesak agar Pemkab OKU melalui dinas terkait melakukan penambahan personel agar proses pemakaman jenazah COVID-19 berjalan maksimal.
"Saat ini tim pemakaman COVID-19 di OKU hanya sembilan orang, sedangkan angka kematian terus meningkat. Jadi kami minta penambahan personel," tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta tambahan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) sebagai cadangan untuk digunakan saat memakamkan jenazah yang terpapar virus corona.
Sementara itu, Kasi Pemakaman COVID-19 Dinas Sosial Kabupaten OKU, Yusiwan secara terpisah mengaku keterlambatan proses pemakaman jenazah beberapa waktu lalu terjadi karena meningkatkan kasus kematian sehingga ada jeda waktu bagi petugas untuk memakamkan pasien yang terpapar virus corona.
"Jadi, untuk petugas pemakaman tidak kurang. Hanya saja beberapa hari terakhir memang terjadi lonjakan kasus meninggal dunia sehingga ada jeda proses pemakaman jenazah," tegas dia.
Berdasarkan data dari Satgas COVID-19 Kabupaten OKU per 29 Juli 2021 angka kematian akibat virus corona di wilayah itu mencapai 56 orang dengan kasus aktif sebanyak 88 kasus.
Baca juga:
Positif Covid-19, Tenaga Kesehatan Hamil 7 Bulan di Bantul Meninggal Dunia
Potret Aktivitas Pemakaman Jenazah Korban Covid-19 di Malam Hari
Pasien Covid-19 Dirawat di Wisma Atlet Berkurang 297 Per 1 Agustus 2021
Kasus Kematian dan Aktif Covid-19 di Jakarta Turun
Cerita Anies Jenguk 2 Harimau Sumatera Positif Covid-19 di Taman Margasatwa Ragunan
KSP: Tenaga Kesehatan Mulai Keluhkan Kelelahan Lacak Pasien Covid-19