Tim Pembela Muslim bantah Sekjen FUI mau tabrakkan truk ke DPR
Tim Pembela Muslim bantah Sekjen FUI mau tabrakkan truk ke DPR. Polisi menangkap lima orang yang diduga akan melakukan makar. Mereka adalah Sekjen Forum Umat Islam Indonesia Muhammad Al Khaththath, Zainudin Arsyad, Irwansayah, Dikho Nugraha, dan Andry.
Tim Advokasi Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GPNF MUI), Achmad Michdan membantah Sekjen FUI Al Khathath punya rencana untuk menabrakkan truk ke gedung DPR dan membuat ricuh saat aksi 313.
"Nggak ada itu, mau masuk lewat gorong-gorong, nabrak. Nggak adalah," ujar Michdan di Gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/4).
Koordinator Tim Pembela Muslim (TPM) itu juga menyampaikan tak ada pembicaraan soal dana Rp 3 miliar untuk menggulingkan Presiden Jokowi. Bahkan, penyidik juga tak menanyakan untuk apa keperluan uang itu.
"Kalau dari uztad Al Khaththtat itu, dari 34 pertanyaan yang uang saja, itu nggak ditanyakan itu uang untuk apa, juga nggak dipersoalkan," katanya.
Sebelumnya, jelang aksi 313 pada Jumat (31/3), polisi menangkap lima orang yang diduga akan melakukan makar. Mereka adalah Sekjen Forum Umat Islam Indonesia Muhammad Al Khaththath, Zainudin Arsyad, Irwansayah, Dikho Nugraha, dan Andry.
Kelimanya resmi menjadi tersangka dan ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Kabid Humas Mapolda Metro Jaya, Kombes Raden Argo Yuwono mengatakan pemufakatan makar dilakukan di Kalibata dan Menteng.
"Ada dua lokasi yang dilakukan untuk pertemuan, di kalibata yang pertama dengan tersangka 3 inisial di Menteng ada tersangka dua. Dari kedua lokasi itu utamanya pembicara yang ada adalah untuk menggulingkan pemerintahan yang sah," ungkap Argo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin, (3/04).
Dari dana 17 juta uang yang disita, menurut Argo uang tersebut digunakan untuk dana unjuk rasa. Dana tersebut dialokasikan untuk sewa bus dan kebutuhan logistik.
"Ada yang digunakan untuk sewa bus, ada yang digunakan untuk logistik," papar Argo.
Dari dua lokasi pertemuan itu, Argo menduga ada pemufakatan untuk menduduki gedung DPR. beberapa cara sudah disepakati untuk menduduki gedung DPR, seperti menabrakkan bus dan masuk melalui gorong-gorong.
"Ada juga nanti caranya untuk menabrakkan kendaraan yaitu truk atau kendaraan nanti di pagar belakang DPR. Jadi dengan asumsi bahwa, jika semua massa sudah masuk gedung DPR. Akan kesulitan untuk dikeluarkan. Ini sudah ada pemufakatan," imbuh Argo.
Terkait siapa yang berinisiatif menduduki gedung DPR dengan cara demikian, Argo belum bisa memastikan. Dalam pertemuan tersebut, Argo menyebut akan dilakukan pembagian kerja.
"Intinya dalam kegiatan pertemuan itu, ada bagian-bagian yang bakal dilakukan. Kan perlu juga massa dan lain-lain ya," jelas Argo.