Tingkat kesulitan lokasi pencarian AirAsia sama dengan Adam Air
Lokasi hilangnya AirAsia memiliki kedalaman laut lebih dangkal dan topografi lebih sederhana dibandingkan laut Makassar.
Pesawat AirAsia hilang kontak di antara perairan Kalimantan Tengah hingga Belitung. Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ridwan Djamaluddin menyebut, tingkat kesulitan lokasi hilangnya maskapai AirAsia hampir sama dengan saat maskapai Adam Air jatuh pada 2007. Lokasi keduanya sama-sama sulit terdeteksi.
Lokasi hilangnya AirAsia memiliki kedalaman laut yang lebih dangkal dan topografi lebih sederhana dibandingkan laut Makassar, lokasi tragedi Adam Air tujuh tahun lalu.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kenapa kontrak kerja Qorry di Air Asia tidak diperpanjang? Pertemuan Zoom itu diadakan jam satu siang. Pertemuan itu berlangsung 30 menit. Di situ chief atau atasan Qorry meminta maaf karena situasi penerbangan tidak memungkinkan, sehingga kontrak Qorry tidak diperpanjang.
"Namun pencarian lokasi hilangnya pesawat itu tak mudah. Kita masih sulit untuk mencari tempat jatuhnya dimana. Secara perbandingan, tingkat kesulitan (pencarian kapal) hampir sama dengan hilangnya pesawat Adam Air," ujarnya di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (29/12).
Menurut dia, BPPT bersama dengan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman telah siap membantu Basarnas mencari pesawat AirAsia yang hilang kontak sejak kemarin, Minggu (28/12). Pihaknya menyiapkan kapal Baruna Jaya IV yang disebut-sebut memiliki peralatan dan teknologi yang canggih.
"Kami telah menyiapkan kapal yang memiliki peralatan multi eco sounder untuk melakukan operasi visual. Ini belum ada kapal yang membawa peralatan ini di sana," jelas dia.
Dengan begitu, kata dia, proses pencarian pesawat lebih efektif karena dilakukan dengan terkoordinasi. Dia menyebut, pembagian peran dapat meningkatkan efisiensi pencarian pesawat AirAsia.
"Sekarang ada tujuh kapal yang membantu mencari hilangnya pesawat AirAsia. Ini lebih efisien karena mencari pesawatnya lebih terkoordinasi," ungkapnya.
(mdk/noe)