Tinjau Lokasi Inggrisan Banyuwangi, Menko Luhut: Wah Ini Keren
Didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Kav Eko Julianto Ramadan, Luhut melihat desain rencana revitalisasi bangunan yang berdiri sejak awal abad ke-17 tersebut. "Wah ini bagus, keren," kata Luhut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, meninjau langsung bangunan bersejarah Kantor Dagang Inggris atau yang lebih dikenal dengan Inggrisan, Kamis (1/9).
Didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Kav Eko Julianto Ramadan, Luhut melihat desain rencana revitalisasi bangunan yang berdiri sejak awal abad ke-17 tersebut. "Wah ini bagus, keren," kata Luhut.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa KIK Pecel Rawon penting bagi Banyuwangi? “Alhamdulillah, satu persatu kita berhasil menginventarisir warisan kekayaan tradisional kita. Kali ini pecel rawon sudah sah diakui berasal dari Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
Saat mendampingi Luhut, Ipuk menjelaskan bahwa pemkab berniat untuk merevitalisasi bangunan tersebut sebagai bagian pelestarian cagar budaya. Bahkan, pemkab juga telah menandatangani MoU dengan Kodam V Brawijaya tentang revitalisasi aset milik TNI AD tersebut.
Luhut melihat kondisi bangunan Inggrisan. Luhut meminta nantinya apabila direvitalisasi, tidak mengubah bentuk asli bangunan. "Nanti jangan mengubah bentuk aslinya. Pohon-pohon yang ada di sini juga jangan ditebang. Untuk prajurit yang masih ada di sini, sudah disiapkan rumah," kata Luhut.
Luhut mengatakan lebih baik gedung Inggrisan dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. "Kalau lokasi ini kemudian direvitalisasi, menjadi destinasi yang keren, tentu bermanfaat bagi ekonomi masyarakat," tambah Luhut.
Gedung Inggrisan sendiri merupakan aset TNI AD. Pemkab Banyuwangi dan Kodam V Brawijaya telah menandatangani MoU, pada 2019 lalu, untuk merevitalisasi aset milik TNI AD tersebut dikemas menjadi wisata sejarah.
Desain arsitektur revitalisasi Gedung Inggrisan juga telah jadi merupakan karya dari arsitek ternama yang dikenal piawai dalam memasukkan unsur budaya, Youri Antar.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, dalam konsep revitalisasi sama sekali tidak mengubah bangunan asli. "Sama sekali tidak mengubah bangunan aslinya, karena mengusung konsep heritage dengan lansekap zaman Belanda dulu," kata Ipuk.
Dalam desain revitalisasi tersebut nantinya terdapat gedung serbaguna, hotel, klinik, restoran dan galeri, kolam renang, dan fasilitas pendukung lainnya.
Ipuk mengatakan Inggrisan perlu direhabilitasi karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Banyak nilai historis yang bisa digali dari bangunan ini, dan pastinya akan sangat menarik untuk tahu sejarah di balik bangunan tersebut.
"Saat ini mulai banyak orang yang mulai tertarik dengan wisata sejarah. Mengetahui sejarah zaman dahulu ini bagi sebagian orang menjadi daya tarik wisata tersendiri, seperti di Eropa. Inggrisan nantinya dikembangkan jadi wisata sejarah," kata Ipuk.
Selain menjadi Kantor Dagang Inggris, Gedung Ingrisan juga menyimpan jejak sejarah panjang dengan Kota Broome, Australia Barat. Berdasarkan penelitian Dr. Thor Kerr dari Curtin University Perth Australia dan Irfan Wahyudi, PhD dari Universitas Airlangga, kedua kota tersebut pernah terkoneksi pada awal abad 18 dalam satu jalur kabel telegram bawah laut yang dibangun Inggris mulai dari Eropa hingga Australia.
Kabel tersebut ditarik dengan kapal selama 10 hari, dan kantor operatornya ada di Gedung Inggrisan. Bangunan tersebut memiliki kesamaan arsitektur dengan kantor gedung yang menjadi kantor operator di Broome dulu.
Ditambahkan Sekda Banyuwangi, Mujiono, untuk penghuni yang tinggal di Gedung Inggrisan, sudah disiapkan rumah pengganti di Kelurahan Sukowidi. "Sudah disiapkan rumah. Sebagian penghuni juga telah pindah ke sana," kata Mujiono.
(mdk/hhw)