Menyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh
Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Menyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh
Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dikenal dengan sebutan sepetak tanah Eropa di Jawa. Pada zaman kolonial, daerah ini memang kawasan penting bagi pihak Belanda.
-
Dimana saja jembatan di Banyuwangi dibangun? Tahun 2023 ini, pemkab melakukan pembangunan dan perbaikan sebanyak 52 jembatan yang tersebar di berbagai wilayah Banyuwangi, 10 di antaranya adalah jembatan rekonstruksi bencana.
-
Bagaimana proses perbaikan jembatan di Banyuwangi? Hingga saat ini, telah 47 jembatan yang rampung proses pengerjaannya. Termasuk sejumlah jembatan yang putus akibat banjir pada akhir 2022 lalu, telah selesai proses pengerjaanya dan bisa digunakan oleh masyarakat.
-
Kenapa jembatan di Banyuwangi penting? 'Jembatan putus langsung kami masukkan perencanaan 2023, karena jembatan itu kan penting, memperpendek jarak perjalanan. Kalau tidak segera diperbaiki, mengganggu mobilitas warga. Dan alhamdulillah, yang putus dan rusak kemarin sudah kita perbaiki,' kata Ipuk.
-
Di mana jembatan kuno berusia 5.600 tahun ditemukan? Jembatan ini ditemukan di gua Genovesa di Mallorca, Spanyol.
-
Di mana Jembatan Kaca Berendeng berada? Jembatan Kaca Berendeng jadi spot yang menarik dikunjungi di Kota Tangerang. Jembatan ini cukup mencolok di atas Sungai Cisadane, dan begitu indah saat malam.
-
Dimana letak Jembatan Air Bululawang? Jembatan Talang Bululawang (Waterbrug te Boeloelawang Malang) terletak di dua desa, yaitu Desa Bululawang dan Desa Krebet Senggrong, Kabupaten Malang.
Nama Jembatan
Surabaya punya Jembatan Merah yang dikenal memiliki sejarah panjang pada masa kolonial. Sementara Banyuwangi memiliki Jembatan Kudung Kendeng Lembu.
Mengutip Instagram @visitbanyuwangi, istilah kudung berasal dari bahasa Indonesia yang artinyapenutup kepala. Penyebutan ini muncul karena jembatan peninggalan kolonial tersebut memiliki atap.
Mengutip situs smkentaf.sch.id, jembatan ini dibangun oleh perusahaan swasta Belanda sebagai bagian dari infrastruktur untuk mendukung operasional perkebunan mereka.
Satu hal yang menonjol dari jembatan ini adalah adanya atap. Atap ini memberikan perlindungan terhadap cuaca bagi pengguna jembatan serta menambah daya tarik estetika jembatan.
Desain yang kokoh dan tangguh membuat jembatan ini tetap kokoh meski usianya lebih dari satu abad. Hingga kini, jembatan ini menjadi jalur lintas penting bagi masyarakat.
Lebih dari 100 Tahun
Jembatan ini dibangun pada tahun 1914. Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembu
di Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, secara keseluruhan konstruksi jembatan yang terbuat dari kayu ini masih kokoh. Hingga kini, jembatan ini masih digunakan masyarakat.
Jembatan Kudung Kendeng Lembu dibangun oleh perusahaan swasta Belanda yang bernama Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie (NV Rubber Cultur Mij Kendenglembu).Material yang digunakan untuk membangun jembatan didominasi kayu berdiameter besar yang terbukti kokoh hingga kini.
Jembatan dan karakter bangunan masih asli sebagaimana pertama kali dibangun. Bahkan, suasana asri di sekitar jembatan pun mirip dengan masa kolonialisme dulu. Adapun perubahan yang dijumpai adalah warna cat jembatan yang berbeda dari masa ke masa.
Jembatan Kudung Kendeng Lembu memiliki nilai sejarah penting karena merupakan salah satu peninggalan kolonial Belanda di Indonesia. Bangunan ini mencerminkan kejayaan dan peran perusahaan perkebunan Belanda di Banyuwangi pada masa lalu.