Mengunjungi Surga Lontong di Banyuwangi, Warga Kompak Bikin Puluhan Ribu Lontong Omzetnya Capai Rp42 Juta per Hari
Setiap orang bisa membuat 1.000-1.500 lontong per hari
Setiap orang bisa membuat 1.000-1.500 lontong per hari
Mengunjungi Surga Lontong di Banyuwangi, Warga Kompak Bikin Puluhan Ribu Lontong Omzetnya Capai Rp42 Juta per Hari
Masyarakat Indonesia khususnya warga di Jawa sangat familier dengan lontong, makanan berbahan beras yang dibungkus daun pisang lalu direbus hingga matang. Lontong disajikan dengan berbagai kuliner lain seperti opor, bakso, hingga sate.
Surga Lontong
Dusun Karanganyar di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terkenal sebagai sentra industri lontong rumahan. Ada 28 industri lontong rumahan di kampung ini yang masih eksis hingga sekarang. Mengutip Liputan6.com, setiap hari ada sekitar 28 ribu lontong diproduksi warga kampung ini.
Setiap rumah produksi bisa membuat 1.000 hingga 1.500 lontong per hari. Adapun omzet yang didapatkan setiap rumah produksi dari hasil penjualan lontong mencapai Rp1,5 juta per hari. Artinya, omzet yang diperoleh seluruh produsen lontong di kampung ini mencapai Rp42 juta per hari.
Buka Lapangan Pekerjaan
Nur Kholis, salah satu warga yang memroduksi lontong menceritakan perjalanan bisnisnya.
Dia memulai bisnis lontong di rumahnya pada tahun 2002 silam. Awalnya, Nur Kholis hanya membuat lontong dari lima kilogram beras. Kini, ia bisa menghabiskan 50 kilogram beras per hari.
"Usaha lontong di Karanganyar terkenal dari dulu. Saya awalnya merintis menjajakan ke lingkungan sekitar. Alhamdulillah sekarang bisa ikut membuka lapangan kerja buat orang lain," tuturnya, Selasa (4/6/2024), dikutip dari Liputan6.com.
Dari 50 kilogram beras, Nur Kholis bisa menghasilkan 1.500-1.800 lontong. Satu lontong ia jual dengan seharga Rp1.000. Omzet yang ia kantongi dari hasil penjualan lontong berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp1,8 juta setiap hari.
Pada momen-momen tertentu seperti lebaran, permintaan lontong di pasaran meningkat drastis. Nur Kholis yang biasanya menghabiskan 50 kilogram beras, bisa menghabiskan 300 kilogram beras untuk membuat lontong.
Kelebihan
Nur Kholis menceritakan, lontong yang diproduksi di Dusun Karanganyar terkenal karena sangat dijaga kualitasnya. Saat harga beras mahal, Nur Kholis dan teman-temannya tidak menurunkan kualitas beras buatannya.
"Di tengah harga beras dan bahan pokok tidak menentu, kami tetap mempertahankan kualitas lontong. Jadi saya tidak apa-apa beli (beras) walaupun agak mahal, yang penting konsumen puas," katanya.
Adapun setiap rumah produksi memiliki pasar masing-masing. Ada yang memenuhi kebutuhan di pasar tradisional, ada pula untuk kebutuhan warung-warung.
"Masing-masing punya pasarnya sendiri. Saya memenuhi penjual bakso dan lainnya. Ada juga yang memasok untuk pasar Genteng, Rogojampi, Muncar, hingga Wongsorejo," tandas Nur Kholis, dikutip dari Liputan6.com.