Telaten Kelola Bisnis Ikan Asap Tradisional Khas Banyuwangi, Pasutri Ini Kantongi Omzet Rp3 Juta per Hari
Mesin modern tak bisa menandingi kenikmatan ikan asap yang diolah secara tradisional
Mesin modern tak bisa menandingi kenikmatan ikan asap yang diolah secara tradisional
Telaten Kelola Bisnis Ikan Asap Tradisional Khas Banyuwangi, Pasutri Ini Kantongi Omzet Rp3 Juta per Hari
Mayoritas masyarakat di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi memiliki profesi sebagai nelayan. Dari hasil penangkapan, ikan bisa langsung dijual, maupun diawetkan menjadi ikan pindang, ikan asap, hingga ikan sarden.
Ikan Asap Tradisional
Keberadaan mesin pengasapan modern tak membuat warga Kecamatan Muncar serta merta meninggalkan metode pengasapan ikan secara tradisional.
Mengutip Liputan6.com, secara turun-temurun, warga di sekitar pesisir pantai di Desa Sumberberas Kecamatan Muncar menekuni bisnis rumahan pengolahan ikan secara tradisional.
Proses Pengasapan
Mengutip laman Jurnal UAD, pengasapan dengan cara tradisional dilakukan ddengan sistem manual dan terbuka, menggunakan sumber asap atau panas dari kayu yang dibakar di bagian bawah alat yang bersentuhan langsung tanah, dengan suhu rata-rata 130 derajat celcius.
Proses pembuatan ikan asap dimulai dengan membuat jepitan ikan dari bambu yang dibelah menjadi dua, kemudian ikan pari yang sudah dipotong-potong dimasukkan ke bambu. Ujungnya ditutup dengan pelepah
pisang.
Selanjutnya, ikan diletakkan pada tempat pengasapan. Ikan diasap sekitar lima menit hingga warnanya berubah kecoklatan.
Kisah Inspiratif
Dusun Sidomulyo merupakan sentra ikan asap di Desa Sumberberas Kecamatan Muncar. Di sini terdapat belasan rumah pengasapan ikan tradisional. Salah satunya milik Nuryanto (52).
Nuryanto melakukan proses pengasapan ikan menggunakan serabut kelapa dan bonggol jagung kering.
"Menggunakan cara itu aromanya lebih terasa. Mayoritas yang diasap ikan pari, tapi tergantung ketersediaan ikan juga," jelas Nuryanto, dikutip dari Liputan6.com, Rabu (31/7/2024).
Omzet Jutaan
Setiap hari, Nuryanto bisa menghabiskan hingga 100 kilogram ikan pari untuk diolah jadi ikan asap.
Nuryanto mengelola bisnis ikan asap tradisional bersama sang istri. Setiap hari, mereka dibantu oleh para pekerja yang merupakan istri nelayan di sekitar.
Para pekerja ini ada yang bertugas membersihkan ikan, mengasap ikan, hingga menyiapkan bambu untuk menjepit ikan asap.
Ikan asap yang dihasilkan dari rumah pengasapan Nuryanto dijual ke sejumlah pasar di Kabupaten Banyuwangi. Harga jualnya antara Rp3.500 hingga Rp4.500 per tusuk.
Nuryanto mengaku bisa mengantongi omzet hingga Rp3 juta per hari dari penjualan ikan asap tradisionalini.
Bahkan, ikan asap tradisional yang diproduksi Nuryanto sempat ditawari untuk diekspor ke China. Syangnya, ia dan rekan-rekan sesama pemilik bisnis ikan asap tidak sanggup memenuhi syarat ekspor yang mencapai puluhan ton.