Tragis, situs Calonarang si Janda Girah dirusak
Ada tambahan tiga makam, padahal sebelumnya di situs tersebut tidak ada makam.
Tragis, kata yang tepat untuk diucapkan terhadap perusakan situs bersejarah dalam perjalanan Kerajaan Kahuripan di masa Raja Airlangga di Kediri. Situs Calonarang yang ada di Dusun Butuh Desa Sukorejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, dirusak orang tidak bertanggung jawab dengan cara dibikin bangunan baru dan juga dibuat makam Calonarang dan Ratna Manggali sang putri tunggal Calonarang.
Kondisi pembangunan di atas situs tersebut sudah barang tentu merusak situs yang ada sebelumnya, yakni berubahnya bentuk asli. Pengamatan merdeka.com, di lokasi situs ada bangunan baru dengan menambah plesteran semen dan peninggalan yang ada seperti umpak bangunan kuno ditaruh di atasnya dengan menyatukan bangunan baru.
Selain itu ada tambahan tiga makam, padahal sebelumnya di situs tersebut tidak ada makam. Tiga makam tersebut adalah makam Calonarang sendiri, makam Ratna Manggali dan makam sang ajudan Calonarang.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Katjung Maridjan dikonfirmasi merdeka.com, menyatakan akan segera menerjunkan timnya untuk melihat perusakan tersebut. "Ok, terima kasih informasinya, saya akan segera perintahkan staf untuk mengecek," kata Katjung.
BPCB Trowulan sendiri hingga kini belum bisa dikonfirmasi terkait perusakan situs tersebut. Sebab selain melakukan pembangunan dengan cara permanen di lokasi situs, orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini juga melakukan penggalian di lokasi situs dan banyak menemukan batu-bata besar berelief. Padahal terkait eskavasi situs cagar budaya yang di atur dalam UU Cagar Budaya 11/2010 harus dilakukan oleh pihak yang memiliki wewenang yakni dari BPCB.
Calon Arang merupakan kisah berdasarkan Serat Calonarang yang ditulis pada abad ke-12. Serat Calonarang mengisahkan tentang seorang janda yang hidup di Desa Girah. Calonarang memiliki putri cantik Ratna Manggali. Kekejaman Calonarang yang sering merusak panen membuat Ratna Manggali sulit mendapat jodoh.
Calonarang marah hingga menculik gadis muda untuk dikorbankan ke Dewi Durga. Datang banjir hingga menewaskan banyak warga. Raja Airlangga lantas mengutus Empu Baradah untuk menyelesaikan masalah ini. Empu Baradah lalu menikahkan muridnya dengan Ratna Manggali. Rupanya menantu mencuri kitab sihir hingga Calonarang marah dan bertarung dengan Empu Baradah.